Pesawat Sukhoi Jatuh
Ridwan Bermimpi Sebelum Melihat Serpihan Sukhoi
Seorang pemuda terlihat sibuk membagikan selebaran pendaftaran Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK--Seorang pemuda terlihat sibuk membagikan selebaran pendaftaran Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI. Yang dimaksud adalah, Ridwan Hakim (20). Namanya mencuat setelah ia bersama kedua rekannya menjadi kelompok pertama yang menemukan serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Ditemui Tribunnews.com, Ridwan menceritakan pengalamannya membantu pencarian korban tersebut di Gunung Salak. Kepergiannya ke Gunung Salak bersama teman-temannya untuk membantu mencari korban Sukhoi didasari keinginan pribadi.
"Kebetulan saat itu ada waktu, kita juga ingin keluar naik gunung karena lagi jenuh di sekretariat (Mapala UI)," kata Ridwan kepada Tribunnews.com ketika ditemui di UI, Depok, Senin (21/5/2012) lalu.
Ridwan kemudian mengajak kedua rekannya Qamarin (21) dan Kurniadi (21) menuju Gunung Salak, pada Rabu malam (9/5/2012). Ia lalu pulang dahulu ke rumahnya yang terletak di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
"Saya minta doa sama orangtua sambil persiapkan peralatan," kata anak keempat dari enam bersaudara itu.
Persiapan beres, Ridwan kembali ke Sekretariat UI pada Rabu dinihari. Disana, telah menunggu kedua temannya. Berbekal uang Rp250.00, mereka lalu berangkat menuju Gunung Salak dengan menaiki dua motor. Ridwan tiba di Kampung Loji, Cijeruk pada pukul 04.00 WIB.
"Wah tidak terbayang waktu itu, tujuan kita pokoknya membantu, berangkat kesana cuma naik motor bebek, jalannya tidak mulus, langsung ke Kampung Loji," tutur Ridwan.
Anak dari pasangan (Alm) Lo In dan Amsani itu lalu mendaki Gunung Salak bersama puluhan relawan pada pagi hari melalui jalur kampung Loji. Anggota Marinir yang ia temui saat akan mendaki, berangkat menuju Gunung Salak dari jalur lainnya, yakni Benteng.
Entah mengapa, kata Ridwan, saat mendaki Gunung Salak, Kelompok MAPALA UI terdepan. Puluhan relawan lainnya tertinggal dibelakang. Hari mulai gelap saat Ridwan dan kedua temannya sampai di Puncakan 2086, Gunung Salak. "Hari gelap, lalu kita putuskan buka tenda dan bermalam disana," kata Ridwan.
Ridwan mengaku malam itu, bermimpi didatangi sejumlah pria dan wanita berpakaian rapi. Mereka hanya tersenyum kepada Ridwan. Entah apakah itu pertanda atau tidak, esok harinya, Jumat (11/5/2012) sekitar pukul 07.00 WIB, Ridwan dan temannya melihat serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 saat keluar dari tenda. Serpihan tersebut berada dilereng seberang tempat kelompok MAPALA UI bermalam.
"Hanya kita bertiga saat itu. Kita langsung melakukan intersection yaitu menentukan lokasi target yang terlihat lalu dicocokkan ke peta. Pertama kali yang terlihat serpihan pesawat, belum lihat korban. Ketika mendekat, saya lihat kok seperti ada baju dibawah ternyata disitulah korban berada," kata Ridwan.
Ridwan mengaku perasaannya campur aduk saat melihat potongan tubuh korban. Perasaan takut dan kasihan bercampur menjadi satu. Jasad pertama yang ditemukannya adalah perempuan. "Saya menduga perempuan karena di tubuh korban masih berbalut pakaian wanita," imbuh Ridwan.
Tidak berselang lama, anggota Marinir yang mendaki Gunung Salak dari jalur berbeda juga mencapai titik lokasi pesawat Sukhoi. Mereka membawa tali sepanjang 40 meter dan empat kantong jenazah. Akhirnya, kelompok MAPALA UI bersama anggota Marinir bahu-membahu mengevakuasi para korban. Ridwan dan kedua temannya juga menyelamatkan barang-barang milik korban.
Kondisi korban, kata Ridwan, sulit untuk teridentifikasi. Korban terlihat hangus dan tulang sudah remuk. Bau daging terbakar pun tercium oleh Ridwan. Ia pun lalu berdoa meminta kekuatan. Dua jam lebih kelompok MAPALA UI dan anggota Marinir mengevakuasi korban.
Ridwan dan kedua temannya kemudian langsung turun dari Gunung Salak untuk memberikan laporan kepada koordinator SAR di posko Cijeruk. Sementara anggota Marinir bermalam di lokasi kejadian.
- Bupati Tanggamus Hadiri Pemakaman Korban Sukhoi Henny
- Misa Arwah Untuk Wartawati Bloomberg Femi Adininhsih
- Keluarga dan Warga Salatkan Jenazah Anton
- 8 Jenazah Rusia Korban Sukhoi Sudah Dipulangkan Tadi…
- Almarhum Kapten Gatot Nanggap Lenong saat Nikahkan…
- Jasad Anton Daryanto Paling Utuh dan Mudah Dikenali