Nasib Anas di Demokrat
Ini Dua Alasan Utama Mendongkel Anas
Pengamat Politik M Qodari Rabu (20/6/2012) menyebut ada dua alasan utama mendongkel Anas Urbaningrum
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik internal Partai Demokrat terus menguat. Apalagi setelah Pidato Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)depan pendiri dan ketua DPD 1 Demokrat yang menyebut kader bermasalah secara hukum harus mundur.
Meski SBY tidak menyebut nama, namun beberapa petinggi Demokrat seperti Hayono Isman dan Ruhut Sitompul terang-terangan meminta Anas Urbaningrum mundur dari kursi ketua umum Partai Demokrat.
Bagaimana dan apa sebenarnya yang terjadi di internal. Apa benar ada upaya mendongkel Anas dari kursi ketua umum.
Pengamat Politik M Qodari menyebut ada dua alasan utama mendongkel Anas.
"Ada alasan lama dan alasan baru," kata Qodari ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (20/6/2012).
Alasan lama disebabkan Anas sebenarnya bukan sosok yang dikehendaki SBY untuk menjadi ketua umum. "Alasan baru karena Anas disebut-sebut terkait dengan dugaan korupsi yang disebut Nazaruddin," kata Qodari.
Menurut dia dugaan korupsi yang melibatkan Anas kemudian digunakan sebagai alat untuk mencapai alasan dan tujuan pertama. "Kemudian internal Demokrat ribut karena bercampur aduk dengan upaya mendongkel ketua umum dan upaya menyelematkan partai yang dipersepsikan publik sebagai partai korup," kata Qodari.
Pada kondisi itu, SBY kecenderungan memaksakan Anas untuk mundur namun AD/ART Demokrat belum memungkinkan Anas mundur sebab belum ditetapkan status sebagai tersangka kasus.
"SBY mentok disitu. Kalau paksakan Anas mundur maka akan muncul konflik lebih terbuka. Makanya SBY dalam pidatonya menggunakan bahasa isyarat dan ditafsirkan oleh masing-masing kader. Apalagi kalau dipaksakan KLB (kongres luar biasa) Demokrat maka konflik itu akan semakin mengerucut," kata Qodari.
(Aco)
baca juga: