Konflik Partai NasDem
Lagi, Kader Partai NasDem Hengkang
People come people go (orang datang dan pergi) tampaknya memang sedang terjadi di tubuh Partai Nasdem. Setelah ditinggal tokoh
Penulis:
Eri Komar Sinaga
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - People come people go (orang datang dan pergi) tampaknya memang sedang terjadi di tubuh Partai Nasdem. Setelah ditinggal tokoh sentralnya Hary Tanoesoedibjo, Ahmad Rofiq, DPW DKI Jakarta, kini semua pengurus Liga Budaya Nusantara NasDem (Gayantara NasDem) turut mengundurkan diri.
14 pengurus Gayantara NasDem sore ini mengundurkan diri karena menilai sikap elite Partai NasDem yang otoriter dalam mengambil keputusan tanpa melalui hasil rapat.
"Kami kurang berkenan dengan permainan politik jalan pintas yang dimulai sejumlah tokoh Partai NasDem. Pemecatan terhadap sejumlah kader Partai NasDem melalui jalur-jalur yang inkonstitusional adalah salah satu contohnya. Permainan politik tersebut akan mempengaruhi sistem dan etos kerja partai dan sayap-sayapnya bahkan tidak menutup kemungkinan meluluhan cita-cita gerakan perubahan Partai NasDem," ujar Andre Hehanusa, bekas ketua Umum Gayantara DPP Partai NasDem, saat menggelar temu wartawan di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2013).
Andre pun tidak menampik jika mereka dikatakan kecewa terhadap sikap Surya Paloh yang tidak mengingat jasa-jasa kadernya yang telah meloloskan Partai NasDem maju dalam Pemiu 2014 mendatang.
Benar, kata Andre, bahwa partai politik pasti tidak jauh dari konflik. Namun Andre Cs menggharapkan penyelesaian melalui mekanisme dialog. Bukan dengan jalan pemecatan.
"Di situlah mengecewakan. Sangat sedikit penghargaan itu diberikan. Selain itu partai ini penuh konflik. Lebih baik kami mundur. (Kalau konflik) Intinya adalah mencari penyelesaian atau solusi," sambung Adi Adrian, bekas ketua divisi politik kebudayaan.
"Kami berangat dari cita-cita dan idealisme yang sama. Bukan dari nasib yang sama kami bergabung dalam liga budaya NasDem," tukasnya.