Kongres HMI
Pengkaderan HMI Tidak Terkait Anas Urbaningrum
HMI merupakan organisasi perjuangan karena didirikan dalam kemerdekaan tahun 1947.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Tokoh senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Akbar Tanjung menyebutkan sejumlah tantangan bagi organisasi itu kedepan. Ia menilai HMI sebagai organisasi mahasiswa harus mampu meningkatkan eksistensinya, menghasilkan insan akademis.
"Insan akademis itu bagaimana tokoh kader anggota HMI dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik, itu yang menjadi perhatian," kata Akbar di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/3/2013).
Akbar mengatakan, bahwa HMI merupakan organisasi perjuangan karena didirikan dalam kemerdekaan tahun 1947. Sebagai organisasi perjuangan, imbuhnya, HMI membutuhkan kader-kader yang berjuang untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
"Dalam konteks HMI, masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT. Maka dibutuhkan pemimpin makanya harus ada kaderisasi. Kaderisasi ini yang harus ditingkatkan kualitasnya dari pada kader HMI. HMI juga harus mampu memperlihatkan kondisi Islami," kata Akbar.
Politisi Senior Golkar itu mengungkapkan dalam perspektif HMI, pemahaman Islam adalah terbuka dan inklusif. "Bukan melakukan gerakan-gerakan radikalisme. Islam yang menghormati perbedaan atau kemajukan," kata Akbar.
"Islam yang berorientasi kepada kemajuan. Islam yang berikan kemaslahatan. Islam yang beri rahmat dalal perspektif keIslaman harus ada pikiran-pikiran terbuka. Pikiran-pikiran yang hormati kemajemukan," ungkapnya.
Mengenai Anas, Akbar membantah jika HMI gagal dalam melakukan kaderisasi. Ia menuturkan dari sisi kaderisasi, Anas merupakan salah satu contoh kaderisasi yang cukup berhasil.
"Buktinya apa? Ya dia bisa jadi Ketua Umum Partai Demokrat," tuturnya.
Jika melihat kasus Anas, kata Akbar, ia tidak melihat kaitan langsung dengan kaderisasi. "Karena dalam pola kaderisasi HMI selalu diingatkan untuk pemimpin-pemimpin yang menjadi contoh bagi masyarakat, pemimpin yang jadi teladan," ujarnya.
Mengenai suara HMI dalam kongres yang mendukung Anas, Akbar mengatakan mereka bersimpati kepada Mantan Ketua Umum Demokrat itu.
"Memang saya bisa katakan itulah yang ada. Memang sebagian besar kalau tidak bisa dibilang semuanya. Inilah solidaritas dalam situasi yang terjadi saat ini yang dialami Anas," ungkapnya.
Sementara, Presidium KAHMI Viva Yoga Mauladi mengatakan tantangan HMI kedepan adalah merawat tradisi intelektual yang mengedepankan independensi organisatoris. "Tidak boleh menjadi bagian dari politik tertentu," imbuhnya.
Selain itu, kata Viva, HMI harus menjadi organisasi yang mandiri. "Tetap pada ide-ide progresif yang santun," tuturnya.