Selasa, 28 Oktober 2025

Mudik Lebaran 2014

Penjualan Tiket Online Tak Selesaikan Aksi Percaloan

Sabran, seorang penumpang KA Matarmaja mengaku membeli tiket dari calo. Ia harus mengeluarkan Rp 225 ribu untuk selembar tiket senilai Rp 65 ribu.

Penulis: Abraham Utama
Editor: Y Gustaman
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Calon penumpang sedang mengisi form untuk membeli tiket ekonomi jarak jauh di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014). Berkurangnya Dana Public Service Obligation (PSO) atau subsidi untuk kereta api tahun 2014, membuat Direktorat Jenderal Perkeretaapian harus mencabut subsidi Kereta Api Ekonomi. Hal itu ditempuh untuk mengatasi berkurangnya anggaran Kementerian Perhubungan dalam APBN Perubahan 2014 yakni Rp 1,2 triliun, yang dibagi dua menjadi anggaran pasti Rp 871 miliar dan anggaran cadangan sebesar Rp 352 miliar. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews, Abraham Utama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sabran, seorang penumpang KA Matarmaja mengaku membeli tiket dari seorang calo. Ia harus mengeluarkan uang Rp 225 ribu untuk selembar tiket senilai Rp 65 ribu.

"Ini anak saya yang beli di Kediri (Jawa Timur). Tinggal kirim identitas lewat sms," ujar Sabran kepada Tribunnews.co, di Stasiun Senen, Rabu (23/7/2014) siang.

Kepala Humas Daerah Operasional I PT Kereta Api Indonesia, Agus Komarudin, mengaku tak dapat mengetahui dan mengawasi calo tiket. Sistem penjualan tiket secara online dimaksudkan mencegah praktek percaloan.

"Dengan sistem online, tiket harus sesuai dengan identitas. Tiket pun bisa dibeli H-90 sebelum keberangkatan. Kesesuaian tiket dengan identitas itu sebenenarnya sudah mempersulit ruang gerak percaloan," ujar Agus.

Agus menambahkan, saat karcis akan dijual kembali kepada, calo harus ada melewati sistem pembatalan tiket dulu. "Maka dari itu, ini menyulitkan mereka karena sekarang online," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved