Selasa, 28 Oktober 2025

Kemenag Mulai Data Santri yang Bakal Dilatih Ilmu Konstruksi Bangunan, Ini Kriterianya 

Kementerian Agama mulai melakukan pendataan terhadap santri yang akan mendapatkan pelatihan konstruksi bangunan. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
dok. Kementerian PU
PELATIHAN KONSTRUKSI - Kegiatan pelatihan ilmu konstruksi di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. Pelatihan ini bagian dari program pelatihan 2.500 santri di 10 provinsi. Di Lirboyo, program berlangsung mulai 21 Oktober hingga 1 November 2025 diikuti 116 peserta. 

Ringkasan Berita:
  • Tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo mendapatkan perhatian serius dari Kementerian Agama
  • Kemenag sudah mulai mendata santri yang nakal dilatih ilmu konstruksi bangunan untuk mencegah insiden berulang
  • Program ini menyasar pondok pesantren yang sedang melakukan pembangunan hingga memiliki minimal 1.000 santri

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mulai melakukan pendataan terhadap santri yang akan mendapatkan pelatihan konstruksi bangunan. 

Langkah ini buntut dari tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB.

Akibatnya 67 santri dilaporkan tewas dan ratusan korban lainnya menderita luka-luka.

Sementara para ahli menilai penyebab ambruknya bangunan karena kegagalan konstruksi.

Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, mengungkapkan terdapat sejumlah kriteria bagi santri yang akan mendapatkan pelatihan tersebut. 

"Kami memang sudah mendata. Memang salah satu varian yang kita utamakan pertama varian pesantren yang umurnya relatif sudah sangat lama ya, yang di atas. Banyak sekali juga sih pesantren-pesantren yang sudah lama," kata Suyitno saat ditemui di Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (27/10/2025).

Baca juga: 116 Santri Lirboyo Ikuti Pelatihan Konstruksi dan Teknik Sipil

Selain itu, santri yang mendapatkan pelatihan adalah yang pesantrennya rawan bencana. 

Selanjutnya, adalah pada pondok pesantren yang santrinya di atas seribu. 

"Tentu yang kita prioritaskan memang sedang berlangsung pembangunan. Di beberapa misalnya di Lirboyo, lalu Al-Khoziny. Jadi beberapa pondok yang memang sedang berlangsung pembangunan. Tidak serta-merta sekaligus ya," katanya. 

Menurut Suyitno, langkah ini dilakukan agar santri dapat membantu pembangunan pondok pesantren yang telah menjadi tradisi. 

"Jadi kalau misalnya ada semacam gotong-royong karena memang tradisinya seperti itu, maka santri-santri akan dibekali keilmuan ke-PU-an," katanya. 

"Jadi tidak lagi mereka dengan keawamannya, tapi mereka akan di-training dulu supaya kemudian punya skill khusus terkait dengan ilmu yang berkait dengan teknik sipil atau dengan ke-PU-an," tambahnya.

Baca juga: Soal Tradisi Ngecor Ponpes, Menteri PU: Santri Diberi Sertifikasi Konstruksi, Tak Akan Eksploitasi

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebelumnya akan membekali para santri ilmu konstruksi bangunan. Hal itu disampaikan, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (22/10/3025).

“Maka kemudian pemerintah, atas petunjuk Bapak Presiden, kemudian kita berencana membuat program dan sekarang sedang dijalankan oleh Kementerian PU untuk melatih para santri yang berasal dari pondok pesantren masing-masing untuk dilakukan pembekalan keilmuan minimal di bidang bangunan, konstruksi maupun sipil," kata Prasetyo.

Harapannya, kata Prasetyo para santri yang biasanya terlibat dalam proses pembangunan pondok pesantren memiliki keilmuan yang baik.

"Harapannya ketika ada proses-proses pembangunan di setiap pondok pesantren masing-masing, ada beberapa santri yang memiliki keilmuan dalam hal pendirian bangunan-bangunan,” ujar Prasetyo.

(Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved