Jumat, 8 Agustus 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Arif Suharto Berperan Sembunyikan Doktor Bom Azahari

Arif Suharto (42 tahun) diciduk personel Densus 88 Polri karena diduga terkait kasus penyembunyian gembong teroris, Azahari bin Husin, di Surabaya

Editor: Domu D. Ambarita
zoom-inlihat foto Arif Suharto Berperan Sembunyikan Doktor Bom Azahari
Dua ahli bom dan pentolan teroris asal Malaysia yang lama beroperasi di Indonesia, Dr Azahari dan Noor Din M Top. Keduanya tewas oleh operasi Densus 88 Polri dalam waktu berbeda.

TRIBUNNEWS.COM, PURWOREJO - Arif Suharto (42 tahun) diciduk personel Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri di Desa Pangenrejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa dinihari. Ia diduga terkait kasus penyembunyian gembong teroris dan doktor bom asal Malaysia, Azahari bin Husin saat 'bergerilya' di Indonesia 10 tahun silam.

Wakil Kapolres Purworejo Komisaris Polisi Elfian membenarkan terjadi penangkapan seorang lelaki warga Pangenrejo, Purworejo. "Betul ada penangkapan oleh tim Densus 88 dari Mabes Polri, jam empat pagi. Lelaki dengan inisial AS ini selanjutnya dibawa ke Jogja untuk dilakukan pendalamanan terkait dengan keterlibatannya dalam menyembunyikan pelaku tindak teroris, doktor Azhari beberapa tahun lalu di Surabaya," kata Elfian kepada Kompas TV di halaman Mapolres Purworejo.

"Penangkapan dilakukan jam 4 tadi oleh tim Densus 88 Mabes Polri saat lelaki berinisial AS Ini tengah ke luar rumah akan berdagang susu di pasar terdekat. Selanjutnya lelaki ini langsung dibawa ke Jogja untuk dilakukan pendalaman. Penangkapan AS ini diduga termasuk dalam jaringan teroris, Doktor Azhari. AS ini diduga aktif terlibat dalam menyembunyikan doktor Azhari di Surabaya," katanya.

Kompol Elfian menjelaskan, dalam penangkapan kali ini tidak ada barang bukti yang disita. Kendaraan dan barang-barang dagangan berupa susu sudah dikembalikan lagi ke rumah Arif Suharto.

Terkait tidak adanya garis polisi di rumah Arif, Kompol Elfian mengaku tidak ada perintah untuk memasang garis polisi. "Polisi hanya melakukan pengamanan dan pengamatan rumah AS yang ditingali bersama satu istri dan 3 anaknya. Dua anak lainnya tinggal di Boyolali," kata Elfian. Arif dan istri merupakan alumni sebuah perguruan tinggi di pasuruan Jawa Timur.

Azahari dalam sebuah penyergapan Detasemen Khusus 88 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Surmber pemberitaan di Malaysia menyebut dia tewas meledakkan bom rompi karena ingin menghindar dari tangkapan polisi.

Sedangkan versi Polri, Azahari mati ditembak anggota Densus 88, bukan meledakkan diri. Polisi memastikan identifikasi Azahari setelah dicocokkan dengan sidik jari dari kepolisian Indonesia dan Kepolisian Kerajaan Malaysia, serta DNA keluarga.

Doktor Azahari bin Husin lahir di Melaka, Malaysia 14 September 1957. Ia meninggal pada umur 48 tahun. Azahari seorang insinyur Malaysia yang diduga kuat merupakan otak di belakang Bom Bali 2002 dan Bom Bali 2005 serta serangan-serangan lainnya yang dilakukan Jemaah Islamiyah. Bersama dengan Noordin Mohammed Top, juga ahli bom dari Malaysia, mereka adalah dari buronan yang sempat paling dicari di Indonesia.

Azahari diduga mulai tertarik dengan gerakan Islam radikal saat ia bertemu dengan pemimpin-pemimpin Jemaah Islamiyah, termasuk Abu Bakar Ba'asyir. Ia lalu mendapatkan pelatihan pembuatan bom di Afganistan dan diperkirakan ialah yang menulis panduan-panduan pembuatan bom milik Jemaah Islamiyah, yang digunakan dalam Bom Bali 2002 dan Bom JW Marriott 2003.

Tahun 1999, Azahari mulai berlatih dalam kamp-kamp gerakan separatis Muslim di Mindanao, Filipina. Tahun 2001, ia dan beberapa orang lainnya berhasil melarikan diri dari Malaysia saat polisi setempat melancarkan serangan terhadap Kumpulan Militan Malaysia dan Jemaah Islamiyah.

Adapun Noordin M Top, tewas dalam operasi penyergapan yang dilancarkan Detasemen Khusus 88 Antiteror di sebuah rumah di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, 8 Agustus 2009. (Kompas TV/Hantoro Wibowo)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan