Hukuman Mati
Menjelang Eksekusi Mati, Andrew Chan Tenang Ngaku Tak Takut Mati
Keduanya bergantian setiap minggu mendatangi Andrew di lapas.
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Tapi hari itu, justru dia yang menguatkan saya. Dia bilang, 'Jangan takut dengan yang membunuh tubuh kita. Tapi, takutlah dengan yang membunuh jiwa kita dengan Tuhan."
Begitu pengakuan Maureen Veronica (30) saat menceritakan pesan terakhir dari sahabatnya, Andrew Chan, terpidana kasus narkotika asal Australia yang baru dieksekusi, di depan Rumah Persemayaman Abadi, Jakarta Barat, Rabu (29/4/2015) siang.
Pesan itu dikatakan Andrew Chan saat Maureen selaku utusan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rock Denpasar memberikan pelayanan jemaat di Lapas Kerobokan Denpasar, Bali pada Februari 2015 atau sebelum dipindahkan ke lokasi eksekusi mati, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Selama saya ketemu dia hari itu, saya hanya bisa menangis mendengar ucapannya. Saya nggak habis pikir, kok ada orang mau dieksekusi mati bisa justru bisa setenang dan bilang seperti itu," kenang Maureen sembari terisak.
Maureen Veronica dan Tedy Andrew (31) mengaku dari GBI Rock dan telah memberikan pelayanan ke Andrew di Lapas Kerobokan sejak sepuluh tahun lalu. Keduanya bergantian setiap minggu mendatangi Andrew di lapas.
Tedy pun mengaku mendapatkan pesan yang sama dari Andrew.
Ia pun menyesal tidak bisa bertemu dengan Andrew Chan sebelum dipindahkan ke Pulau Nusakambangan. "Saat saya datang ke Kerobokan, dia sudah dipindahkan ke Nusakambangan," ujarnya.
Tedy tak habis pikir dengan keputusan pemerintah yang akhirnya mengeksekusi mati Andrew Chan. Sebab, yang ia tahu sikap dan perilaku Andrew sudah berubah total sejak ditahan 10 tahun lalu. Andrew telah menjadi umat yang taat.
"Kalian harus tahu. Ada satu tempat di Lapas Kerobokan yang terlarang didatangi oleh tahanan, karena tempatnya mafia banget. Tapi, Andrew berani masuk. Dia sudah berubah total. Tahanan di tempat itu justru dapat dampak positif dengan perubahan Andrew," ujar Tedy.
"Kalau kalian ke Kerobokan, semua napi cerita sweet tentang dia, nggak ada cerita jahat. Bahkan, sembilan napi di sana siap gantikan dia untuk dieksekusi mati," imbuhnya.
Tedy menegaskan, perkataannya ini merupakan ungkapan hati selaku sahabat yang mengenal pribadi Andrew hingga perubahan hidupnya pasca-masuk ke lapas.
"Jadi, dua hari setelah dia dimasukkan ke lapas, dia berubah total. Sebab, kakaknya, Michael Chan cerita dia sempat mau bunuh diri, tapi gagal. Kakaknya bilang, kamu diberi kesemptan oleh Tuhan untuk berubah. Sejak itu, dia mulai mempelajari ajaran Tuhan hingga menolong teman selapas yang kena narkoba, jangan sampai mereka terjerat narkoba lagi," kenang Tedy dengan menitikkan air mata.