Operasi Tangkap Tangan KPK
Begini Gaya Dewie Yasin Limpo di Rutan Pondok Bambu
Kaki Dewie pun hanya beralas sandal jepit hitam. Ia duduk di kursi menghadap tiga pengacaranya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbaju gamis hitam corak merah, celana hitam dan kerudung krem, anggota DPR, Dewie Yasin Limpo selaku tahanan tampak berbincang dengan tiga pengacara di salah satu sudut pelataran Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (27/10/2015).
Kaki Dewie pun hanya beralas sandal jepit hitam. Ia duduk di kursi menghadap tiga pengacaranya.
Setelah sekitar setengah jam berbincang, Dewie beranjak dengan didampingi oleh seorang perempuan berkoas kerah merah. Napi perempuan tersebut merupakan tamping alias tahanan pendamping Dewie Yasin Limpo.
Tak banyak kalimat keluar dari mulut Dewie saat dikonfirmasi tentang perkaranya. "Alhamdulillah baik, sehat. (Soal kasus) belum, belum mas," ucap Dewie saat dikawal tamping menuju selnya, Blok E5.
Dewie Yasin Limpo merupakan tahanan titipan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dewie bersama staf ahlinya, Bambang Wahyu Hadi, terjaring Operasi Tangkap Tangan (OT) tim KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa, 20 Oktober lalu.
Pada waktu hampir bersamaan, anak buah Dewie, Rineldo Bandoso, lebih dulu terjaring OTT tim KPK di restauran Kelapa Gading, Jakarta Utara usai serah terima uang 177.700 Dolar Singapura dari petinggi PT Abdi Bumi Cendrawasih, Setiadi Jusuf dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Deiyai, Papua, Iranius.
KPK menetapkan Dewie Yasin Limpo dan dua anak buahnya itu sebagai tersangka penerima suap.
Dewie diduga melalui sesprinya, Rinelda dan staf ahlinya, Bambang Wahyu Hadi, menerima uang muka fee tersebut sebagai pemulus pengajuan proyek dan anggaran pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua dalam pos anggaran Kementerian ESDM Tahun 2016.
Sementara, sang pengusaha dan kepala dinas disangkakan sebagai pemberi suap.
Pihak KPK telah menahan kelima tersangkanya itu di tempat terpisah.