Senin, 15 September 2025

Reshuffle Kabinet

Pengamat: Kalau Mau Lakukan Reshuffle, Presiden Harus Tahu Kesalahan Menterinya

Reshuffle dimaksudkan agar pemerintahan berjalan lebih baik.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama dengan menteri terpilih di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2014). Hari ini presiden mengumumkan nama-nama menteri terpilih untuk mengisi kabinetnya yang diberi nama Kabinet Kerja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mendukung langkah Presiden Joko Widodo untuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Menurutnya, adanya reshuffle dimaksudkan agar pemerintahan berjalan lebih baik.

"Perlu adanya evaluasi lebih terstruktur dan sistematis. Untuk itu perlu adanya reshuffle," kata ‎Yose dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2016).

Yose menuturkan, sebelum melakukan reshuffle terhadap seorang menteri, presiden hendak‎ mengetahui kesalahan apa yang telah dibuat pembantunya tersebut.

Hal itu agar menghindarkan adanya pendapat bahwa reshuffle dilakukan semata-mata karena mengakomodir pihak tertentu.

"Kalau mau reshuffle, presiden harus tahu secara jelas kesalahan menterinya. Itu yang harus dilakukan presiden," tuturnya.

‎Yose pun berharap tak hanya menteri saja yang kompak mendukung pemerintahan, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla diharapkan juga dapat menjadi satu kesatuan.

Menurutnya, pada saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selalu berperan memberikan dukungan dan kini JK diharapkan melakukan hal yang sama.

"Dan sekarang Pak JK juga harus berperan. Agar menjadi satu kesatuan," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan