Hanif Dhakiri: Angkatan Tenaga Kerja Kita Masih Banyak yang Harus Ditingkatkan Kompetensinya
Kementerian Ketenagakerjaan terus melakukan berbagai terobosan agar mencapai percepatan pembangunan tenaga kerja yang kompeten
Pemagangan ini didesain sedemikian mungkin agar peserta magang benar-benar dapat menyerap ilmu dan pengalaman kerja di lingkungan kerja setempat.
Dalam memberdayakan BLK sebagai wahana pelatihan kompetensi, Kemnaker menerapkan program 3R yaitu reorientasi, revitalisasi, dan rebranding untuk mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas BLK.
Diharapkan BLK memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas SDM dan produktivitas pekerja Indonesia, yang juga akan mendukung peningkatan produktivitas usaha di perusahaan.
Menurut Hanif, Program 3R mulai terlihat dan membawa perubahan positif di Balai-balai Latihan Kerja (BLK) di Indonesia. Alat pelatihan, kurikulum dan fasilitas pelatihan kerja terus dibenahi dengan aneka peralatan modern dan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan industri.
Tahun depan, pemerintah juga akan semakin gencar meningkatkan kapasitas pelatihan BLK. Saat ini terdapat 281 BLK di seluruh Indonesia yang difungsikan untuk mendorong peningkatan kompetensi angkatan kerja Indonesia. Dimana 19 diantaranya adalah BLK milik Kemnaker sedangkan sisanya 262 dimiliki pemda provinsi dan kabupaten/kota.
“Kita ingin mengubah persepsi dan paradigma terhadap keberadaan BLK-BLK sehingga fasilitas dan peralatan latihan kerja menjadi lebih modern, tidak ketinggalan jaman dan sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu sekarang masuk BLK sudah tanpa syarat batas umur dan syarat pendidikan.” katanya.
Selain percepatan peningkatan kompetensi pekerja/buruh, pemerintah dalam hal ini Kemnaker juga melakukan upaya untuk memberikan pelatihan bagi Tenaga Kerja Indonesia di kantong-kantong TKI. Salah satu upaya adalah melalui Desa Migran Produktif (Desmigratif).
Pelatihan-pelatihan di 100 desa basis TKI yang tersebar di 50 Kabupaten/Kota ini diberikan tidak hanya untuk TKI namun juga keluarganya. Pelatihan juga dilakukan berdasarkan potensi masing-masing desa dan berbasis masyarakat. Selain itu, instruktur yang memberikan pelatihan merupakan instruktur terpilih dengan kompetensi yang baik.