Rabu, 8 Oktober 2025

Kasus Suap Impor Gula

Terancam Hukuman Seumur Hidup, Yusril Dampingi Irman Gusman

Irman didakwa menerima suap Rp 100 juta dari pihak CV Semesta Berjaya. Uang tersebut diduga terkait pembelian gula impor dari Perum Bulog.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan Ketua DPD RI Irman Gusman menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (8/11/2016). Sidang perdana itu mengagendakan pembacaan dakwaan Irman Gusman terkait kasus dugaan suap distribusi kuota gula impor di Sumatea Barat. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Yusril Ihza Mahendra mendampingi mantan Ketua DPD Irman Gusman saat sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (8/11/2016).

Bersama tim kuasa hukum Irman, Yusril berencana mematahkan dakwaan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Irman didakwa menerima suap Rp 100 juta dari pihak CV Semesta Berjaya. Uang tersebut diduga terkait pembelian gula impor dari Perum Bulog.

"Kami dengar dengan seksama, kami pelajari dengan seksama, kami sudah minta ke majelis hakim Selasa depan kami ajukan eksepsi atau pembelaan atas dakwaan, lalu JPU juga setuju, kami segera mengadakan rapat untuk menyusun eksepsi yang akan disampaikan Selasa pekan depan," kata Yusril usai persidangan.

Sidang perdana Irman mengagendakan pembacaan surat dakwaan dari jaksa KPK. Selain Yusril, Irman didampingi Maqdir Ismail, Tommy S Bhail dan Razman Arif Nasution.
"Hari ini hadir mendampingi Pak Irman agar persidangan berjalan fair, jujur, dan obyektif," ungkap Yusril.

Senator asal Sumatera Barat itu pun terancam hukuman pidana seumur hidup. Jaksa KPK, Haerudin mengatakan, Irman didakwa dengan Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor.

"Bahwa perbuatan terdakwa menerima uang Rp 100 juta dari Xaveriandy Sutanto dan Memi bertentangan dengan kewajiban terdakwa selaku Ketua DPD," katanya.
Setelah membacakan seluruh surat dakwaan, giliran Ketua Majelis Hakim Nawawi Pamulango bertanya kepada Irman apakah dirinya cukup memahami dakwaan yang diajukan jaksa kepada dirinya.

"Apakah anda memahami berkas dakwaan yang dibacakan?" Tanya Nawawi.

"Paham Yang Mulia," singkat Irman.

Nawawi lantas menjelaskan penerapan hukuman dari pasal yang didakwakan jaksa kepada Irman.

"Hukuman minimum empat tahun penjara dan hukuman maksimum seumur hidup," kata dia.

Dagang Pengaruh

Jaksa menengarai Irman memperdagangkan pengaruh sebagai Ketua DPD agar Perum Bulog mengalokasikan jatah gula impor ke Sumatera Barat melalui CV Semesta Berjaya. Haerudin menjelaskan, awalnya Memi, istri Direktur CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto, menemui Irman di kediamannya pada 21 Juli 2016.

Dalam pertemuan, Memi menyampaikan, bahwa CV Semesta Berjaya telah mengajukan permohonan pembelian gula impor yang lebih murah kepada Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumbar sebanyak 3.000 ton.

"Namun, permohonan pembelian tersebut lama tidak direspons oleh Perum Bulog. Untuk itu, Memi meminta terdakwa agar upayakan CV Semesta Berjaya dapat membeli gula impor," kata Haerudin.

Irman pun menyanggupi dengan syarat ada fee Rp 300 per kilogram atas gula impor Perum Bulog yang akan diperoleh CV Semesta Berjaya. Permintaan itu disanggupi Memi.

Selang satu hari, Irman menghubungi Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti. Ia meminta agar Bulog menyalurkan gula impor melalui Divre Bulog Sumbar. Sebab, jika disuplai melalui Jakarta mengakibatkan harga gula mahal.

"Untuk itu terdakwa menyampaikan kepada Djarot Kusumayakti bahwa terdakwa merekomendasikan Memi sebagai teman lamanya yang memiliki CV Semesta Berjaya sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk menyalurkan gula impor tersebut," ujarnya.

"Karena yang meminta seorang Ketua DPD, maka Djarot Kusumayakti menyanggupinya dan kemudian meminta nomor handphone Memi. Kemudian Djarot menghubungi Memi menyampaikan akan mengalokasikan gula impor Perum Bulog untuk Provinsi Sumbar sesuai permintaan tersebut," lanjut jaksa Haerudin.

Setelah itu, Djarot menghubungi Kepala Perum Bulog Divre Sumbar, Benhur Ngkaimi, dan menyampaikan pesan yang diberikan Irman untuk memberikan alokasi kepada perusahaan Memi.

Benhur lalu menyanggupi arahan Djarot.

Pada 23 Juli 2016, Benhur memberitahukan Memi bahwa perusahaannya telah mendapatkan alokasi pembelian gula impor dari Perum Bulog. Harga yang ditawarkan Bulog jauh lebih murah. Saat itu, harga gula per kilogram mencapai Rp 16.000.
Sementara, harga yang ditawarkan Bulog berkisar antara Rp 11.500 - Rp 11.600 per kilogram. Kuota gula impor akhirnya didistribusikan secara bertahap, yaitu 1.000 ton terlebih dahulu. (wahyu aji/eri k sinaga)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved