Selasa, 30 September 2025

Demo di Jakarta

Andre Gerindra: Presiden Jangan Mendramatisir Kasus Ahok, Masih Banyak Persoalan Lain

Apa yang diperjuangan dalam kasus dugaan penistaan agama semata-mata untuk membantu pemerintah dalam menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat

Editor: Hasanudin Aco
Ihsanuddin
Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau proyek LRT di kilometer 13 Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (30/9/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengingatkan Presiden Joko Widodo agar fokus menangani permasalahan ekonomi nasional daripada terus berkeliling dan konsolidasi untuk meredam umat Islam yang terus mengawal kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Negara dalam kondisi aman dan damai pak Presiden, aksi umat Islam tidak akan berujung pada kudeta atau impeachment. Umat Islam juga sadar cost-nya terlalu mahal untuk melakukan kudeta," kata Andre saat dihubungi, Sabtu (12/11/2016).

Disampaikan, umat Islam pada dasarnya taat konstitusi. Apa yang diperjuangan dalam kasus dugaan penistaan agama semata-mata untuk membantu pemerintah dalam menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini kasus dugaan penistaan agama yang kini ditangani Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri.

Umat Islam berpegang pada Sikap dan Pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa Ahok telah menistakan Alquran dan ulama. Sikap dan Pendapat MUI itu pula yang selama ini harusnya dijadikan rujukan penyidik kepolisian dalam menangani dugaan penistaan agama.

Menurut Andre, dengan terus melakukan safari politik, baik ke organisasi masyarakat Islam, TNI dan Polri, Presiden Jokowi secara tidak langsung justru turut menciptakan situasi dan kondisi bahwa negara saat ini sedang tidak aman. Sebab Presiden secara telanjang mempertontonkan sikapnya kepada rakyat Indonesia mengenai Aksi Bela Islam II.

Selain itu, safari politik Presiden ke TNI dan Polri juga bisa diartikan adanya upaya untuk melindungi Ahok. Kedua institusi tersebut diperintahkan untuk mengamankan situasi khususnya dari desakan umat Islam yang meminta Ahok dijadikan tersangka.

"Sah-sah saja jadinya kalau umat Islam menilai safari Presiden sengaja untuk mempersiapkan TNI dan Polri dalam mengamankan umat Islam. Ini kan tidak sesuai dengan janji Presiden yang bilang tidak akan melindungi Ahok," ucapnya.

"Sebaiknya Presiden tidak mendramatisir persoalan yang sebenarnya sederhana menjadi seolah-olah genting. Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan Presiden," lanjut Andre.

Sebagai Panglima Tertinggi, tambah dia, TNI dan Polri sebetulnya secara otomatis patuh terhadap Presiden. Tanpa diperintahkan pun TNI dan Polri akan mengamankan dan tidak mentolerir gerakan yang ingin memecah belah bangsa, TNI dan Polri sudah otomatis bergerak. Sebab posisinya sebagai aparat penegak hukum memang bertugas demikian.

"Sekali Pak Presiden, tidak ada upaya makar, kudeta, tidak ada yang menginginkan pergantian kepemimpinan nasional. Presiden jangan terus-terusan mendramatisir keadaan," demikian Andre.

Lebih baik Presiden Jokowi fokus pada perbaikan ekonomi, apalagi saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terus merosot mendekati Rp. 14.000,- bahkan berbagai analisis menyatakan akhir tahun akan terus mendekati Rp. 15.000,-

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved