Selasa, 2 September 2025

Dualisme Pimpinan di Kosgoro 1957 Berakhir, Ini Kata Setya Novanto

Agung Laksono dan Aziz Syamsudin harus bersama-sama membesarkan Kosgoro 1957 dalam rangka mencapai kesolidan P‎artai Golkar

Capture Youtube
Ketua DPR RI Setya Novanto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Dualisme kepemimpinan di internal Kosgoro 1957 telah berakhir setelah Agung Laksono dan Aziz Syamsuddin melakukan penandatanganan nota kesepakatan untuk bersatu.

Rekonsiliasi di tubuh Kosgoro 1957 pun mendapat sambutan positif dari Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto yang turut menyaksikan penandatanganan islah tersebut.

"Hari ini merupakan hari yang sangat penting bagi Partai Golkar, khususnya dalam rangka memantapkan momentum politik yang akan datang. Rekonsiliasi Kosgoro sangat penting," kata Novanto di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Novanto menegaskan, dengan adanya penandatanganan nota kesepakatan islah, maka tidak ada lagidualisme diantara kedua belah pihak.

Menurutnya, baik Agung dan Aziz harus bersama-sama membesarkan Kosgoro 1957 dalam rangka mencapai kesolidan P‎artai Golkar.

"Sekarang Ketua Umumnya (Kosgoro 1957) Agung Laksono dan Wakil Ketua Umumnya Aziz Syamsuddin," tuturnya.

Masih kata Novanto, dengan bergabungnya Agung dengan Aziz maka akan meningkatkan suara dari Golkar.

Karena tidak dipungkirinya, baik Agung dengan Aziz sama-sama memiliki pendukung dalam jumlah yang signifikan.

"Kalau Kosgoro 1957 bersatu, maka sekitar 4 juta suara dari Kosgoro seluruh Indonesia akan mendukung Golkar. Itu akan berpotensi dalam upaya memenangkan Golkar di Pemilu 2019," tandasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan