Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Pakar dan Media Asing Soroti Demo di Indonesia, Statement Prabowo Soal Makar Dikritik Amnesty
Demonstrasi memprotes gaji dan tunjangan DPR RI di berbagai wilayah Indonesia menuai sorotan media internasional dan ditanggapi pakar.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Semenjak Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden RI bersama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka pada 21 Oktober 2024 lalu, telah muncul deretan aksi unjuk rasa memprotes kebijakan yang dianggap tidak memihak pada rakyat.
Pada Februari 2025, muncul aksi masif bertajuk Indonesia Gelap sebagai respons atas sejumlah kebijakan Prabowo-Gibran, di antaranya:
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didesak untuk dievaluasi karena dianggap tidak transparan dan membebani anggaran
- Pemberlakuan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang anggaran yang berdampak pada pemangkasan dana pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik
- Penolakan revisi UU Mineral dan Batubara (Minerba) yang dianggap memfasilitasi korupsi, hanya memihak kaum elite, menghilangkan kewajiban adanya transparansi, mengancam lingkungan serta rawan kriminalisasi masyarakat yang menolak tambang.
- Desakan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset untuk menangani korupsi.
- Penolakan kembalinya dwifungsi TNI dan tuntutan pada reformasi kepolisian untuk mencegah represi.
Lalu jelang peringatan HUT RI ke-80, muncul ekspresi ketidakpuasan warga terhadap kebijakan pemerintah dan sistem politik yang korup, dengan mengibarkan bendera Jolly Roger dari serial anime One Piece, berdekatan atau di bawah bendera Merah Putih.
Memasuki pertengahan Agustus 2025, Indonesia dilanda gejolak politik di mana gelombang aksi demonstrasi merebak sebagai respons terhadap ketimpangan antara gaji dan tunjangan anggota DPR RI dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Adapun anggota dewan dikabarkan memiliki total take home pay (gaji dan tunjangan dikurangi semua potongan) yang menembus Rp100 juta per bulan, bahkan lebih.
Pendapatan anggota DPR RI juga semakin dikritik karena adanya tunjangan rumah Rp50 juta per bulan untuk periode Oktober 2024-Oktober 2025.
Selain itu, demonstrasi dilatarbelakangi oleh aksi dan pernyataan sejumlah pejabat publik yang dinilai menyakiti hati rakyat.

Puncak eskalasi terjadi ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), tewas setelah ditabrak dan dilindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam lalu, sehingga memicu kemarahan publik, demonstrasi lalu menyebar ke berbagai daerah, sekaligus menjadi sorotan media internasional.
Bahkan, aksi demo dan solidaritas atas meninggalnya Affan menyebar ke berbagai kota seperti Bandung, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Makassar, dan Bali.
Selama aksi demonstrasi yang berlangsung pada pekan terakhir Agustus 2025 hingga awal September 2025, sudah ada sejumlah korban jiwa:
Baca juga: Demo di Kalsel: Viral Adab Mahasiswa ke Polisi, Ketua DPRD Siap Mundur Jika Ada Tambang di Meratus
- Affan Kurniawan (21), driver ojek online: tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Barracuda Brimob saat demonstrasi di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025). Affan tidak terlibat langsung dalam aksi, melainkan sedang mengantar pesanan makanan.
-
Sarina Wati (25), pegawai DPRD Makassar: tewas setelah terjebak dalam kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, Jumat (29/8/2025).
-
Syaiful Akbar (43), Plt. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah: tewas setelah melompat dari lantai empat Gedung DPRD Kota Makassar untuk menyelamatkan diri dari kebakaran yang dipicu massa demonstran, Jumat (29/8/2025).
-
Muhammad Akbar Basri (26), Staf Humas DPRD Makassar: tewas setelah terjebak dalam kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, ditemukan hangus terbakar di lantai tiga, Jumat (29/8/2025).
-
Rusdamdiansyah (25), ojek online: tewas setelah diduga dikeroyok massa di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, setelah dituduh sebagai intel aparat, Jumat (29/8/2025).
-
Sumari (60), tukang becak: tewas diduga akibat paparan gas air mata selama kericuhan di Bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/8/2025). Ia memiliki riwayat penyakit jantung dan asma, ditemukan lemas, muntah, dan memegang dada sebelum meninggal di RSUD Dr. Moewardi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.