Tarian Sufi Jadi Media Kiai Budi dan Romo Budi Rajut Kerukunan dan Persaudaraan
Komitmen merawat empat pilar kebangsaan itu harus dilakukan mengingat ancaman terorisme
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
Dalam semangat salingen cintai dan menghargai kita membangun hidup bersama.
"Tiada lagi beda antara aku dan kau sebab kau hanyalah manifestasi aku yang lain. Hidup keberagaman pun laksana taman bunga yang indah tanp harus saling menghojat satu terhadap yang lain" ujar Kiai Budi.
Suasana secara keseluruhan diwarnai sukacita. Begitulah Lokakarya Komisi HAK Regio Jawa yang dibuka oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono pada hari Jumat (18/3/2017) di Hotel Pandanaran Semarang dan ditutup pada hari Minggu (19/3/2017) oleh Rm. FX. Sukendar Wignyosumarta Pr, Adiministrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang (KAS) di Kapel Ignatius KAS itu ditandai kehadiran dua Kiai yang mencerahi pandangan para peserta Lokakarya untuk menghadirkan hidup yang rukun dan damai.
Total jumlah peserta dan panitia Lokakarya Komisi HAK Regio Jawa 17-19 Maret 2017 sebanyak 75 orang.
Mereka adalah para Ketua Komisi HAK se-Regio Jawa (Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Purwokerto dan Keuskupan Agung Semarang sebagai tuan rumah penyelenggara dalam kerjasama dengan Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Bimas Katolik Indonesia.
Para Ketua Komisi HAK se-Regio Jawa hadir bersama Tim masing-masing.
Turut hadir sebagai peserta adalah para Ketua Timja HAK empat Kevikepan se-KAS bersama Timjanya.
Sementara itu sejumlah orang muda Katolik yang menjadi volunteer Asian Youth Day dari Kevikepan Semarang terlibat dalam kepanitiaan dan fasilitator rangkaian acara Lokakarya tersebut