6 Fakta Kisah Khamim Setiawan, Jalan Kaki dari Pekalongan Menunaikan Haji ke Tanah Suci
Pemuda lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang ini meninggalkan kampung halamannya di Pekalongan, pada 28 Agustus 2016 lalu.
Editor:
Choirul Arifin
5. Tampil di media internasional
Kisah Khamim yang berjalan kaki untuk menunaikan ibadah Haji in ijuga mendapat sorotan dari media Uni Emirat Arab, Khaleej.
Dikutip dari Khaleej, Khamim mengaku hanya membawa uang secukupnya dan mengaku tak pernah meminta-minta.
"Saya tak pernah meminta-minta. Namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lain," kata Mochammad Khamim.
Khamim juga mengaku kerap bersinggah ke rumah ibadah agama lain. Di tempat-tempat ibadah itu, ia mendapat perlakuan yang baik.
6. Perjalanan Khamim legal
Perjalanan Khamim yang ditempuh dengan jalan kaki ini merupakan perjalanan yang legal.
Ia telah mengurus dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk perjalanan panjang melintasi berbagai negara itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi. Ia mengatakan jika perizinan Khamim telah dilengkapi dengan baik.
Paspor dan visa semua lengkap. Ia juga merasa bangga pada Khamim yang memiliki semangat tinggi untuk menunaikan ibadah Haji ke tanah suci.
Selain Khamim, ada pula kisah para orang tua yang tak mampu namun memiliki telad kuat untuk naik haji.
Mereka adalah Maksum dan Mulyono. Berikut ini kisah mereka:
Seperti halnya kisah Maksum, si tukang becak asal Bangkalan, madura ini. Berbekal penghasilan Rp 20 ribu per hari, Maksum, si tukang becak asal Bangkalan Madura ini menggapai keinginannya untuk beribadah di tanah suci.
Saat dihampiri wartawan Surya, pria tua berusia 79 itu tengah mengadakan syukuran atas keberangkatannya ke Makkah.
Ia tampak letih, meski senyumnya tak pernah padam saat menyapa para tamu yang datang di kediamannya di Kapasan Samping gang 3 nomor 31.