Jumat, 22 Agustus 2025

Membaca Makna Di Balik Pesan Jokowi Kala Menyinggung Posisinya Sebagai Panglima Tertinggi TNI

"Gaya Jokowi yang orang Jawa tentu tidak langsung menegur perorangan, tapi disampaikan secara halus. Namun pesannya sangat kuat, "

Editor: Adi Suhendi
Biro Pers Setpres
Joko Widodo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen dan militer Ridlwan Habib menyambut positif pernyataan Presiden Joko Widodo menyinggung posisinya sebagai Panglima Tertinggi TNI dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Di penghujung pidatonya, Jokowi tiba-tiba kembali mengingatkan kepada jajarannya bahwa dirinya selaku Panglima Tertinggi TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara.

Menurut Ridlwan Habib, pesan Jokowi itu merupakan penegasan bahwa sebagai panglima tertinggi, Presiden memegang tongkat komando terhadap seluruh angkatan TNI.

Baca: Pemberantasan Teroris yang Dilakukan TNI Bisa Lebih Senyap

"Saya kira ini menunjukkan kendali komando Presiden masih sangat efektif, " ujar pengamat intelijen dan militer dari Universitas Indonesia ini kepada Tribunnews.com, Senin (2/10/2017).

Gaya politik Jokowi yang sarat pesan melalui simbol-simbol sangat terlihat jelas ketika menyinggung posisinya sebagai Panglima Tertinggi TNI.

"Gaya Jokowi yang orang Jawa tentu tidak langsung menegur perorangan, tapi disampaikan secara halus. Namun pesannya sangat kuat, " jelas Peneliti Terorisme ini.

Baca: Ini Penjelasan Polri Soal 280 Senjata Impor di Bandara Soekarno-Hatta

Presiden Jokowi juga membuktikan mendengar suara masyarakat yang ingin menonton film G30S dengan langsung berbaur dengan warga di Korem Bogor.

"Presiden bersila duduk di Korem, itu tingkat komandonya level Bupati, ini sebagai simbol bahwa Presiden tidak menganggap isu itu genting dan heboh," katanya.

Soal senjata, Presiden juga sudah menugaskan Menkopolhukam Wiranto untuk menyelesaikan mekanisme komunikasi antar lembaga.

"Saya kira pesan Presiden agar pejabat bekerja saja tanpa membuat gaduh itu menegaskan kendali komando yang efektif, " tegasnya.


Jangan Rusak Soliditas TNI-Polri

Ridlwan menambahkan soliditas TNI dan Polri tidak boleh dirusak dengan isu dan upaya adu domba.

"Rakyat butuh TNI yang kuat dan Polri yang profesional. Dua duanya dibutuhkan bagi negara Indonesia, " katanya.

Brimob lanjutnya, merupakan satuan khusus di Polri yang karena tugasnya mendapatkan senjata dengan spesifikasi tertentu.

"Saya kira komunikasi sebenarnya baik baik saja, Komandan Brimob pak Murad dan Panglima TNI juga akrab, dengan pak Kasum juga akrab, jadi baik baik saja, " katanya.

Baca: Soal Impor Senjata, Kakor Brimob Sebut Senjata SAGL Bukan Untuk Anti Tank Tapi Untuk Alat Kejut

Diberitakan Presiden Jokowi, Senin (2/10/2017), menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Di penghujung pidatonya, Jokowi tiba-tiba kembali mengingatkan kepada jajarannya bahwa dirinya lah selaku Panglima Tertinggi TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara.

"Sebagai Kepala Pemerintahan, kepala Negara, Panglima Tertinggi Angkatan Darat, Laut, Udara, saya ingin perintahkan kepada bapak ibu saudara-saudara sekalian fokus pada tugas masing-masing," ujar Jokowi.

Pernyataan Jokowi tersebut didengar oleh seluruh jajarannya, termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang duduk di sisi kiri Presiden Jokowi.

Sosok Jenderal Gatot belakangan sering muncul di media lantaran sejumlah pernyataannya yang dianggap kontroversi, termasuk soal pengadaan senjata yang hingga kini masih menjadi polemik.

Terlihat Gatot fokus melihat ke bawah karena sibuk mencatat setiap poin-poin yang disampaikan Presiden Jokowi.

Gatot kebetulan duduk berdampingan dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan.

Jokowi terus mengingatkan kepada jajarannya agar bisa bekerjasama dan bersinergi antarlembaga dan antarkementerian demi menjaga stabilitas politik menjelang tahun politik.

"Terus kerjasama, terus bersinergi, jaga stabilitas politik, jaga stabilitas ekonomi, tingkatkan kinerja-kinerja kita, prestasi kita dalam mendukung semua program yang berkaitan dengan pembangunan negara kita," ucap Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan kepada jajaran kementerian dan lembaga lainnya agar tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan menjelang tahun politik.

"Oleh sebab itu sekali lagi jangan melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan, menimbulkan kontroversi. kita kerja saja sudah. bekerja saja," tutur Jokowi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan