Pilgub Jawa Barat
Pertarungan Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil, dan Deddy Mizwar Mendapat 'Tiket' Pilkada Jawa Barat
Dengan bergabungnya PKS sengan koalisi yang dibangun Gerindra, otomatis partai yang kini dinahkodai Sohibul Iman tersebut melepas dukungan untuk Deddy
Editor:
Adi Suhendi
Hal tersebut menurut pria yang akrab disapa Romi mempengaruhi komitmen partai-partai koalisi pendukung Ridwan Kamil.
Sebelumnya bahkan Sekjen DPP PPP, Arsul Sani, sempat meminta dukungan untuk Kang Emil dievaluasi.
Partai Golkar yang memutuskan untuk meninggalkan Ridwan Kamil, akhirnya memutuskan untuk mengusung kadernya sendiri, Dedi Mulyadi.
Partai yang berminat untuk mendukung Dedi Mulyadi di antaranya Partai Hanura.
Pada 5 November lalu, Ketua DPD Partai Hanura, Aceng Fikri menyebut partainya siap mendukung Dedi Mulyadi asalkan ia diterima sebagai pendampingnya.
Jika koalisi Golkar - Hanura jadi terbentuk, maka kursi yang bisa dikumpulkan gabungan partai tersebut mencapai 20 atau sesuai syarat minimal pengusungan.
Namun demikian modal yang minimalis tersebut, sangat rentan untuk membuat Dedi Mulyadi kandas karena sangat bergantung dengan dukungan dari Partai Hanura.
Dengan kondisi tersebut, Dedi masih harus mengukuhkan dukungan dengan Partai Hanura, serta mencari dukungan dari partai lain agar ia tidak maju dengan modal minimal.
Sementara Demiz masih harus menarik partai lain untuk mendukungnya, agar memenuhi syarat pencalonan.
Ia harus melakukan hal itu, dengan kondisi semua partai kecuali PDIP, sudah menentukan Calon Gubernurnya masing-masing.
Sementara Emil masih harus mengokohkan koalisinya, antara lain dengan menggandeng pendamping yang bisa menyenangkan hati para pimpinan partai politik pendukungnya.
Ia adalah Calon Gubernur yang partai pendukungnya paling rawan dibajak kandidat lain.
Jika salah satu dari PKB dan PPP menarik dukungannya, maka mimpi Emil untuk maju di Pilkada Jawa Barat akan kandas.
Cara lain yang bisa dilakukan oleh ketiga kandidat tersebut adalah meyakinkan PDIP untuk memberikan dukungannya.
Hal itu tentunya tidak mudah dilakukan, mengingat ketiga bakal calon gubernur Jawa Barat tersebut bukan kader PDIP.