Rabu, 27 Agustus 2025

Kaleidoskop 2017

Menanti Langkah Prabowo Subianto Menuju Pilpres 2019

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kemungkinan besar bakal kembali mengusung Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IST
Prabowo Subianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) kemungkinan besar bakal kembali mengusung Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Prabowo yang menjadi tokoh sentral di Gerindra memiliki kans sangat besar untuk bertarung kembali memperebutkan kursi nomor satu di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo membenarkan bahwa Ketua Umum partainya bakal dicalonkan kembali sebagai calon presiden.

Menurut Edhy, aspirasi dari akar rumput sampai tingkat elite tidak meragukan jika Gerindra kembali mengusung mantan Danjen Kopassus itu sebagai calon presiden.

"Ka‎lau bicara Pilpres memang masih lama, tapi Gerindra sudah memutuskan calon presiden dari Partai Gerindra itu Pak Prabowo. Dan sekarang kita sedang menguatkan barisan yang kita miliki," kata Edhy kepada Tribunnews.com.

Baca: Bank Danamon Ditargetkan MUFG Jepang Jadi Peringkat Lima Besar di Indonesia

Ketua Komisi IV DPR RI itu mengakui memang saat ini partainya belum secara resmi mendeklarasikan Prabowo Subianto menjadi calon presiden.

Dan menurutnya, pada waktu yang tepat deklarasi tersebut akan disampaikan kepada publik.

‎Para kader di daerah, setiap dihadiri oleh Prabowo pun tak sungkan mendorong anak dari Soemitro Djojohadikusumo itu.

"Saya pikir, setiap ada acara nasional maupun rapat pimpinan biasanya kader di daerah langsung menyambut (Prabowo sebagai calon presiden). Kita tidak ada ruang untuk yang lain untuk saat ini," tuturnya.

‎Pilpres 2019 bukanlah kontestasi yang pertama bakal diikuti Prabowo, jenderal purnawirawan bintang tiga itu pernah mengikuti pertarungan serupa pada 2014 lalu.

Jelas, menurut Edhy, Prabowo sudah memiliki pengalaman tersendiri dalam menghadapi Pilpres 2019 mendatang.

"‎Kita tentu punya trik-trik sendiri di 2019 nanti. (Pilpres) 2014 merupakan ‎pengalaman bagi kita," ujarnya.

‎Edhy menuturkan, Partai Gerindra dan juga Prabowo telah melakukan evaluasi terhadap hasil Pilpres 2014 yang lalu.

Evaluasi tersebut tentu akan dijadikan modal agar kemenangan di Pilpres 2019 dapat direngkuh.

Baca: Siapa Berani Lawan Jokowi di Pilpres 2019?

"Pengalaman berharga di 2014 tentu kita evaluasi dan catat supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi. Kita dulu merasa kita dicurangi, ini akan jadi pelajaran kita tidak dicurangi lagi," ucapnya.

‎Pilkada 2018 Jadi Ajang Pemanasan‎
Sebelum digelarnya Pilpres 2019, partai politik tentu harus melalui pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018.

Menurut Edhy, pelaksanaan Pilkada serentak 2018 tentu akan dimanfaatkan betul oleh pihaknya sebelum konsentrasi menghadapi Pilpres.

Tidak dipungkirinya bahwa saat ini Gerindra jelang pelaksanaan Pilkada serentak terus menguatkan barisan di seluruh daerah.

Ajang pilkada akan dimanfaatkan sebagai penguji mesin partai dan juga momen pelatihan kepada para kader untuk ‎menghadapi Pilpres 2019.

"Sekarang kita terus menguatkan barusan kita. Maka setiap pilkada kita harus all out untuk menunjukkan, mengasah mesin kita, melatih kader-kader kita," katanya.

‎Dia mengaku cukup puas bahwa dalam setiap event politik sudah terlihat hasil dari apa yang telah dipersiapkannya.

Menurutnya, pencapaian tersebut harus terus ditingkatkan demi hasil yang memuaskan di Pilpres 2019 mendatang dan terhindar dari upaya dicurangi.

"‎Yang kita dapat dari Pilkada serentak untuk menguji kemampuan anak-anak (kader) kita di lapangan, termasuk di TPS supaya kita tidak dicurangi," tuturnya.

Bisa Ungguli Elektabilitas Jokowi
Pengamat politik ‎dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih memiliki kans di Pilpres 2019 mendatang.

Dia menilai, Joko Widodo akan kembali menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2019 mendatang sama seperti pemilihan lima tah‎un lalu.

"Elektabilitas Prabowo bisa naik mengungguli Jokowi hanya bila Jokowi melakukan kesalahan fatal, misalnya ekonomi yang semakin buruk atau insfrastruktur yang semakin terbengkalai," kata Hendri.

‎Sekarang tinggal menunggu upaya-upaya apa yang bakal dilakukan Prabowo untuk menaikkan elektabilitasnya di Pilpres.

Karena menurutnya, tidak cukup hanya bila mengandalkan kesalahan fatal yang dilakukan Jokowi dalam menjalankan pemerintahan.

"‎Peluang Prabowo tetap ada, apalagi ya tadi itu bila Jokowi tidak membawa hasil maksimal," tandasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan