Pembentukan Partai PSI Berawal dari Obrolan di Kafe
Raja menceritakan, dirinya dan mantan presenter televisi Grace Natalie dan Isyana Bagoes Oka beserta dua anak muda lainnya hadir di pertemuan di kafe
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Choirul Arifin
Selain itu, penjaringan terhadap caleg dari PSI melibatkan tim independen dengan kriteria khusus. Para tokoh yang digandeng menjadi tim penjaringan independen itu di antaranya Mahfud MD, Bibit Samad Riyanto, Mari Elka Pangestu, Prof Hamdi Moeloek, Kak Seto dan Zaenal Arifin Muchtar.
"Ini pertama sepanjang sejarah politik Inodonesia, di mana partai tidak lagi memonopoli 'kebenaran', tapi melibatkan partisipasi publik dan dipropses dengan transfaran, dengan perekrutan live via twitter, facebook dan Instagram," sambungnya.
Partai yang membawa platform tentang solidaritas, pluralitas beragama, suku, dan bangsa ini tidak mau bertumpu kepada seorang tokoh untuk mengangkat nama partai, seperti partai politik lain kebanyakan. Raja memastikan tidak akan ada oligarki dan politik dinasti di dalam PSI.
PSI juga mengklaim transparansi dalam sumbangan finansial, khususnya memisahkan pengaruh bisnis dari operasional partai.
"Jumlahnya yang tahu bendahara, tapi cukup untuk pendanaan opersaional pemilu nanti. Jumlah donasi saya enggak ingat. Tapi, pada saatnya kami akan sampaikan ke publik melalui KPU," ujarnya.
Gerakan Menjadi Kebijakan
Raja menilai potensi anak muda milenial saat ini sangat luar biasa ketika berbicara mengenai politik. Tidak sedikit dari mereka yang ikut dalam sebuah pergerakan, baik dalam dunia nyata, maupun gerakan di dunia maya sepertii petisi online.
Ia mengakui, PSI mengambil kesempatan dengan mengakomodir kepentingan dan gerakan anak-anak muda yang kreatif dan penuh optimisme itu. Menurutnya, PSI akan berusaha mengkomodir gerakan kelompok anak muda menjadi sebuah kebijakan, bukan kegiatan rutin atau seremonial.
"Akan jauh lebih masif, apabila gerakan ini menjadi sebuah kebijakan. Misalnya, gerakan menanam pohon. Ini akan menjadi lebih bagus, kalau menjadi kebijakan," lanjut dia.
Ia mengakui mendapat kesulitan untuk mendapatkan kader dari anak muda pada awal pendirian partai. Ada saja dari mereka yang masih tidak percaya terhadap partai politik. Terlebih, partai-partai sebelumnya dinilai tidak memperlihatkan politik yang baik.
"Kami ajak mereka untuk mendobrak kebiasaan partai lama, karena mau tidak mau, ke depan, perubahan itu berasal dari dalam legislatif maupun eksekutif. Satu-satunya alat ya dari partai," tukasnya. (Tribun Network/ryo/coz)