Rabu, 10 September 2025

Pilpres 2019

Pengamat: Partai Demokrat Jangan Pertaruhkan Elektabilitas Dengan Hanya Usung Capres Tunggal

Partai Demokrat akan rugi jika hanya mengusung satu nama calon presiden untuk Pilpres 2019.

Editor: Adi Suhendi
Rina Ayu/Tribunnews.com
Peneliti Politik KedaiKOPI Hendry Satrio. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat akan rugi jika hanya mengusung satu nama calon presiden untuk Pilpres 2019.

Pengamat Komunikasi Politik Paramadina Hendri Satrio, mengatakan Partai Demokrat, merupakan partai petahana di ajang perpolitikkan Indonesia.

Artinya 10 tahun berhasil membawa SBY menjadi presiden Indonesia.

Baca: Gabung Partai Berkarya, Pergerakan Pollycarpus Akan Terdeteksi Publik

“Di 2014 (demokrat-red) tidak jeblok-jeblok banget di peringkat 4 ada sekitar 6% suara. Jika hanya mengusung satu calon akan merugikan Demokrat, sebaiknya ada lebih dari satu calon,” ujar Hendri kepada Tribunnews.com, Jumat (9/3/2018).

Hal itu disampaikan Hendri, ketika ditanyakan soal Rapimnas Partai Demokrat jika mengusung satu nama calonan Presiden pada pemilu 2019.

Baca: Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Dicecar Polisi Terkait Rapat Penutupan Jalan di Tanah Abang

Lebih jauh, Hendri memberikan alasannya jika mengusung lebih dari satu calon, menurutnya akan memudahkan partai lain berkoalisi dengan Demokrat.

Artinya, ada kombinasi yang lebih leluasa dibanding dengan satu nama.

Selain itu, lanjut dia, dengan lebih satu nama akan memudahkan Demokrat menentukan posisi pada nantinya.

“Apakah satu poros dengan Joko Widodo (Jokowi), atau satu poros dengan Gerindara atau membuat poros baru."

Baca: Wartawan dan Kekasihnya Dibunuh, Slowakia Alami Krisis Politik

"Jika hanya disodorkan satu nama kemungkinan besar agak sulit memainkan kombinasi politik dan rugi juga buat Demokrat. Karena sebetulnya, Demokrat ini punya nama-nama yang menurut saya punya potensi yang bisa diusung untuk di 2019,” katanya.

Hendri pun menyebutkan beberapa nama seperti Chairul Tanjung (CT) dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, boleh dan pantas diusung sebagai calon presiden pada Rapimnas partai Demokrat.

“Jadi kalau Demokrat ingin mengusung misalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), CT dan TGB menurut saya akan lebih leluasa," jelasnya.

TGB misalnya, dia melihat, sosok terkenal dan dikenal sebagai pemimpin umat dan berpengalaman di NTB.

Begitu juga dengan CT, dikenal sebagai pengusaha dan memiliki toleransi tinggi.

"Jadi nama AHY, dalam Rapimnas ini berapa namapun bisa saja dicalonkan. Kalau mau bermanuver sedikit, bisa juga menghadirkan pak Karwo (Gubernur Jawa Timur Soekarwo-red). Walaupun elektabilitas pak Karwo paling kecil, tetapi sebagai Gubernur salah satu provinsi terbesar di Indonesia menurut saya layak juga di ajukan,” ujarnya.

Sementara terkait dengan elektabilitas, Hendri, memperhitungkan saat ini masih cukup lama untuk penetapan calon, yakni penetapan calon sampai dengan bulan Agustus.

Dengan banyak nama bisa memberikan keleluasan Demokrat untuk melakukan manuver yang akan berimbas pada meningkatnya elektabilitas.

"Kalau lebih dari satu nama Demokrat, akan memiliki keleluasan mengajukan nama-nama tokoh yang memiliki kompetensi dan kapabilitas tinggi,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan