Pernyataan Mahfud MD soal 'Garis Keras' Tuai Kontroversi, Tanggapan Kubu BPN hingga Jawaban Mahfud
Pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD yang menggunakan frasa "garis keras" menuai kontroversi.
Penulis:
Daryono
Editor:
Natalia Bulan Retno Palupi
"Mereka yg ngaku paling menghargai perbedaan tapi justru yg paling gampang tunjuk jari nuduh radikal dan garis keras pada saudara sebangsanya sendiri yg berbeda pandangan. Kalian tuh yg garis keras dan radikal.. Garis keras dan radikal bodohnya!," cuitnya.
3. Muhammad Said Didu
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN yang juga kawan Mahfud MD turut berkomentar atas pernyataan Mahfud.
Said Didu mempertanyakan indikator yang dipakai Mahfud untuk menuduh orang-orang Sulawesi Selatan sebagai orang garis keras.
"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.
Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan. Inikah yg dianggap keras ?"
4. Respons Mahfud MD
Atas berbagai pertanyaan dan komentar yang ditujukan atas pernyataannya, Mahfud MD pun membuit cuitan hari ini.
Baca: Mahfud MD Beberkan Fakta Ketika Dua Kubu di Pilpres Klaim Dirugikan Salah Data Entry
Salah satunya, ia membalas komentar dari Said Didu
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau.
Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik.,"
Mahfud memberi penjelasan panjang saat menjawab pernyataan dari seorang warganet yang ia sebut sebagai kawannya.
"Pak Refrizal, Krn Anda teman sy maka sy jelaskan. Anda blm melihat video yg sy katakan shg responnya buru2. Anda terprovokasi oleh @msaid_didu , hahaha.? Saya bilang, Pak Jkw kalah di provinsi yg "dulunya" adalah tempat garis keras dlm keagama. Makanya Pak Jkw perlu rekonsiliasi.
Sy katakan DULU-nya krn 2 alsn: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jabar, DULU PRRI di Sumbar, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel. Lht di video ada kata "dulu". Puluhan tahun terakhir sdh menyatu. Maka sy usul Pak Jkw melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka.
Pak Refrizal, generasi yg lahir sejak tahun 1970-an bnyk yg tdk tahu bhw "dulu" ada itu. Sekarang sih tidak. Dimana salahnya sy mengatakan itu? Itu kan sejarah? Makanya sy usul agar Pak Jkw merangkul mereka dgn rekonsiliasi segera agar pembelahan tdk berlanjut sampai 2024.
Isu tersebut menjadi panas dan digoreng ke-mana2 krn bnyk yg hanya membaca pertanyaan Pak @msaid_didu tanpa melihat videonya. Padahal VT diposting jg di situ. Pertanyaan dlm cuitan Pak Said itu tak memuat dua kata kunci yakni kata "DULU" dan usul "REKONSILIASI". Lht dong videonya," tulisnya.
(Tribunnews.com/Daryono)