Respons Politikus Nasdem Sikapi 12 Politisi Ikut Seleksi Anggota BPK
Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G Plate mengatakan bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap seleksi calon anggota BPK.
"Kondisi ini akan berpotensi dapat menurunkan kepercayaan dan legitimasi terhadap kualitas laporan hasil audit di BPK," tuturnya.
Baca: Merasa Rugi Satu Suara di Pangkalpinang, PBB Gugat KPU dan Nasdem
Baca: Hendropriyono Berharap Jokowi Bentuk Kabinet Zaken
Menurutnya, keterwakilan seorang auditor yang memegang sertifikasi CPA menjadi salah satu simbol komitmen bagi para pimpinan BPK dalam menerapkan profesionalisme dan menjamin kualitas pemeriksaan.
Dalam periode sebelumnya banyak anggota BPK yang memegang sertifikat CPA misalnya, Sapto Amal Damandari yang sempat menjadi Anggota V (Pimpinan AKN V), Anggota II (pimpinan AKN II) dan Wakil Ketua BPK.
Serta Moermahadi yang sempat menjadi Anggota l (pimpinan AKN I), Anggota V (pimpinan AKN V) dan saat ini menjadi Ketua BPK.
"Dengan berakhirnya masa tugas Pak Moermahadi pada bulan Oktober 2019, praktis tidak satu pun pemegang CPA dalam kepemimpinan di BPK," kata Tarkosunaryo.
Adapun 32 nama Calon Anggota BPKN yang lolos seleksi administrasi yakni: Nurhayati Ali Assegaf (Partai Demokrat), Pius Lustrilanang (Partai Gerindra), Ahmad Noor Supit (Partai Golkar), Tjatur Sapto Edy (PAN), Ruslan Abdul Gani (Partai Golkar), Daniel Lumban Tobing (PDIP), Akhmad Muqowam (PPP).
Kemudian Wilgo Zainar (Partai Gerindra), Suharmanta (PKS), Sahala Benny Pasaribu (PDI Perjuangan), Achsanul Qosasi (mantan politikus Demokrat), Harry Azhar Aziz (mantan politikus Golkar), Bambang Pamungkas (internal BPK), Saiful Anwar Nasution (internal BPK), Dadang Suwarna (internal BPK).
Lalu ada nama I Gede Kastawa (internal BPK), Hendra Susanto (internal BPK), Syafri Adnan Baharuddin (internal BPK), Heru Kreshna Reza (internal BPK), Riza Suarga (swasta), Eddy Suratman (akademisi), Izhari Mawardi (konsultan), Jimmy M Rifai Gani (swasta), Raja Sirait (konsultan).
Serta ada nama Heru Muara Sidik (swasta), Muhammad Yusuf Ateh (birokrat), Fontian Munzil (hakim), Gunawan Adji (akademisi), Muhammad Syarkawi Rauf (akademisi),Tito Sulistio (swasta), Indra Utama (birokrat), Chandra Wijaya (akademisi).