Pemilu 2019
Parpol Berebut Kursi Ketua MPR, Siapa yang Menang?
PKB dan Golkar pun mengklaim telah berdialog dengan sejumlah pihak guna merealisasikan keinginan tersebut.
"Ya, itu (Ketua MPR) sudah kita bahas dengan berbagai partai. Sudah (lobi-lobi)," ungkapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Dalam UU MD3 Pasal 427C, pimpinan MPR setelah hasil Pemilu 2019 terdiri atas 1 ketua dan 4 wakil. Pimpinan dipilih dari dan oleh anggota MPR dalam satu paket yang bersifat tetap.
Baca: Alasan Pemkot Tangerang Batal Segel Gedung Milik Kemenkumham
Tiap fraksi dan kelompok anggota dapat mengajukan 1 orang bakal calon pimpinan MPR. Kemudian, pimpinan MPR dipilih secara musyawarah untuk mufakat dan ditetapkan dalam rapat paripurna MPR.
NasDem: Partai Koalisi Indonesia Kerja Cukup Kuat Untuk Memenangkan Paket Pimpinan MPR
Sekretaris Jenderal Nasdem Johnny Plate mengatakan bahwa partainya sudah menjajaki komunikasi dengan partai di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) membahas paket pimpinan MPR. Untuk diketahui berbeda dengan DPR, pemilihan pimpinan MPR dilakukan dengan sistem paket.
"Sama juga dengan posisi di MPR, dimana ada unsur DPR dan DPD, tentu Koalisi Indonesia Kerja akan bicara dengan DPD, pimpinan kelompok-kelompok di DPD untuk secara konsensus membentuk formasi calon pompinan MPR," ujar Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakart, Kamis, (11/7/2019).

Plate yakin paket yang akan terbentuk nanti yakni paket pimpinan MPR Koalisi Indonesia Kerja dan Paket Koalisi partai di luar pemerintah. Bila yang bertarung nanti hanya dua paket, maka paket koalisi Indonesia Kerja akan memenangkan pimpinan MPR.
"Kami dari sisi kekuatan politik saat ini ada 349 anggota Koalisi Indonesia Kerja dan itu setara dengan 67 persen atau menguasai mayoritas parlemen," ujar Plate.
Menurut Plate koalisi yang ada saat ini sudah cukup kuat untuk memenangkan pertarungan Paket pimpinan MPR. Sehingga tidak perlu menambah partai baru di luar koalisi.
"Kan cukup dong engga usah terlalu besar, koalisi sudah bagus untuk kemajuan demokrasi kita," pungkasnya.
Baca: Sejak Galih Ginanjar di Penjara, Barbie Kumalasari Sayang-sayangan Sama Kucing
Pemilihan Calon Ketua MPR akan ditentukan melalui Rapat Paripurna MPR. Paket calon pimpinan nanti akan dipilih oleh 575 anggota DPR dan 136 anggota DPD.
PDIP: Paket Calon Pimpinan MPR Bisa Lintas Koalisi
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa lobi antara Partai Politik untuk membentuk paket calon pimpinan MPR sudah berjalan. Komunikasi Parpol bukan hanya dalam koalisi saja, melainkan lintas koalisi.
Untuk diketahui pemilihan pimpinan MPR dilakukan menggunakan sistem paket bukan proporsional atau berdasarkan raihan kursi terbanyak di Pileg 2019.
"Nah ini yang harus kita lihat, ada pemikiran kalau di MPR itu sudah lintas, tidak lagi tersekat 01 atau 02 dan komunikasi itu sudah dimulai," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (8/7/2019).
Tidak menurutp kemungkinan paket pimpinan MPR yang terbentuk nanti merupakan campuran antara partai pemerintah dengan partai koalisi.

Misalnya menurut Hedrawan ada fraksi partai yang sekarang di koalisi pemerintah bergabung dengan paket pimpinan MPR yang dimotori Gerindra.
Ataupun sebaliknya ada partai yang sebelumnya berada di koalisi oposisi kemudian bergabung dengan paket pimpinan yang dimotori PDIP.
Baca: Zulkifli Berharap Paket Pimpinan MPR Bisa Menyejukkan, Ini Kemungkinan Paketnya
"Misalnya PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, terus satu DPD, misalnya PPP ditinggal misalnya, karena yang paling kecil 19 kursi kan. terus kemudian disambut pihak gerindra, PKS, Pan Demokrat," tuturnya.
Alasan pembentukan paket pimpinan lintas koalisi, karena menurut Hendrawan di MPR lebih guyub. Di MPR tidak ada sekat partai pemerintah atau opisi. PDIP Perjuangan sendiri menurut Hendrawan sedang berhitung agar paket pimpinan MPR dapat menang.
"Komunikasinya sudah cukup jauh, tapi ini kan tidak perlu saya jelaskan. komunikasi kan tidak ada salahnya," jelasnya.
PPP: Kedepankan Semangat Proporsionalitas
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menilai semangat proporsionalitas harus tetap dibangun untuk pimpinan MPR periode 2019-2024.
Namun, ia sadar, dengan kursi sedikit, PPP tak memperebutkan kursi ketua MPR.
"Sebelum DPR periode 2014 itu kan semangatnya semangat proporsionalitas. Saya kira itulah yang tetap harus dibangun supaya DPR ini lebih produktif," ujar Arsul di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Baca: 1.695 Guru PNS Non Sarjana di Simalungun Dipecat
Ia meyakini setiap fraksi pasti ingin menempatkan orangnya di pimpinan MPR. Namun, kursi pimpinan saat ini hanya tersedia untuk lima orang saja.
Untuk jatah kader PPP, Arsul pun tak banyak bicara. Meski tak menampik, Fraksi PPP juga menginginkan salah satu kursi Wakil Ketua MPR.
"Ya belum saatnya dikeluarkan lah (nama dari PPP). Masak harus dikeluarkan sekarang. PPP kan orangnya sedikit jadi enggak terlalu susah memilih. Kalau yang anggota fraksinya banyak itu agak sudah milihnya," jelasnya.(*)