Sabtu, 30 Agustus 2025

Idul Adha 2019

Kisah Bule Asal Kanada Mantan Tentara PBB Rayakan Idul Adha di Depok, Diajak RT Potong Daging Kurban

Idul Adha di Kota Depok, Jawa Barat, menjadi hal yang tak akan bisa dilupakan bagi bule asal Kanada, Martin Pistagnesi.

Editor: Adi Suhendi
TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Idul Adha di Kota Depok, Jawa Barat, menjadi hal yang tak akan bisa dilupakan bagi bule asal Kanada, Martin Pistagnesi.

Pria berusia 45 tahun tersebut sudah kurang lebih empat tahun tinggal di Depok, Jawa Barat.

Sejak bulan Maret 2019, ia dan istrinya, Suzan tinggal di Griya Lembah Depok, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Di hari raya Idul Adha, Martin diajak pihak RT untuk membantu memotong daging kambing maupun sapi yang dikurbankan di Masjid Jami Raudlatul Mumin, dekat rumahnya.

Baca: Gara-gara Kasus Ikan Asin Anak Galih Ginanjar Di-bully, Barbie Kumalasari Malah Salahkan Fairuz

Baca: Gunakan Alat Berat, 2 Rumah yang Diduga Lapak Judi dan Narkoba Dihancurkan

Baca: KPK Umumkan Tersangka Baru Kasus Korupsi E-KTP

Martin yang sudah mualaf kurang lebih 1,5 tahun pun menerima ajakan pihak RT untuk ke masjid itu.

"Karena saya muslim, saya terus diajak pihak RT. Jadi saya ikut. Tapi sebenarnya saya juga udah berencana mau ikut," ujarnya kepada TribunJakarta.com di kediamannya pada Senin (12/8/2019).

Martin memberikan respons sangat baik saat diajak untuk memotong dan membagi-bagikan daging kepada orang yang membutuhkan.

Ia ikut serta dan melakukan kegiatan itu dengan segenap hatinya.

Alasannya, sudah menjadi kewajiban umat muslim untuk berbagi antar sesama.

Bukan hanya mementingkan diri sendiri tapi juga orang lain.

"Saya melakukan dari hati saya untuk bantu sesama. Ketika orang lain enggak punya makanan, ini cara kita untuk memberikannya," terangnya.

Bagi Martin, ia ikut membantu memotong daging kurban bukan untuk diakui atau diterima oleh warga Depok.

Lebih penting, kata Martin, ia melakukannya untuk membantu pihak panitia dalam membagikan daging ke orang yang layak dibantu.

"Saya melakukan ini bukan karena ingin diakui, diterima. Atau orang-orang jadi banyak yang suka karena saya bule. Saya bantu karena ingin berbagi," ujarnya.

Dalam sudut pandangnya, warga di lingkungannya memiliki karakter terbuka secara pikiran.

"Di cluster ini, orang-orang tersenyum dan baik kepada saya. Mereka memiliki pemikiran terbuka. Saya mudah berbaur dengan mereka," ungkapnya.

Cari Kenyamanan di Depok

Martin merasa nyaman tinggal di Depok, Jawa Barat.

Ia tak ingin tinggal di Kanada karena kebiasaan yang jauh berbeda ketimbang di Depok.

Ibarat alon-alon asal Kelakon, menurutnya, hidup di Depok lebih tenang dan tak dituntut serba cepat.

"Di Kanada enggak bisa hidup berlangsung cepat. Saya ingin enjoy padahal," tambahnya.

Baca: PDIP Tak Masalah Kursi Ketua MPR Lepas Asalkan Amandemen UUD 1945

Baca: Pasangan penguin gay di Kebun Binatang Berlin adopsi telur terlantar: Mereka ingin jadi orang tua teladan

Dulu, Martin sempat berkunjung ke beberapa Negara di Asia.

Namun, tak ada yang senyaman di Indonesia.

Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019)
Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019) (TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah)

"Saya bisa ngobrol dengan siapa saja. Halo mister, semuanya menyapa saya begitu," ujarnya sambil menirukan orang Indonesia.

Akan tetapi, Martin mengaku belum memiliki pekerjaan di Depok lantaran ia tak mempunyai surat izin kerja.

Seandainya, ada akses untuk bekerja dan tersedia izin bekerja, ia akan memanfaatkan peluang itu.

"Di sini saya kerjakan apa yang saya bisa. Seperti membantu membetulkan mesin kendaraan," ujarnya.

Mantan Tentara PBB di Somalia dan Afganistan

Di usia muda, jiwa sosial Martin sebenarnya sudah tumbuh.

Ia pernah menjadi seorang tentara perdamaian di beberapa Negara konflik perang.

Kala itu, ia pernah dikirim ke Afghanistan dan Somalia.

Dari kesaksiannya, ia pernah melihat banyak mayat bergelimpangan dan anak-anak hidup tanpa orangtuanya.

Baca: Cerita Letkol Untung Pranoto, Mantan Preman Terminal yang Rela Bondol Rambut Gondrong Demi Lolos TNI

"Background saya tentara. Saya membantu melindungi dan mengirimkan pasokan makanan ke mereka. Itu tanggung jawab tentara PBB," kenangnya.

Namun menginjak usia 25 tahun, ia memutuskan keluar menjadi tentara dan kembali meneruskan pendidikan.

"Sampai akhirnya di Kanada saya bisnis. Tapi sangat lelah, akhirnya keliling berbagai negara dan akhirnya berlabuh ke sini," tambahnya.

Tak Suka Jeroan dan Makanan Berminyak

Selepas membantu warga potong daging kurban, Martin mendapatkan jatah satu kilogram daging sapi dan satu kilogram daging kambing.

Namun, ia mengaku tak suka menyantap jeroan yang turut diberikan di dalam bungkusan itu.

"Tapi jeroan saya enggak makan, enggak suka," ujarnya seraya tertawa.

Rencananya, daging pemberian warga bakal ia sate atau dibuat barbeque.

Baca: TNI AD Libatkan Pihak Lain Lakukan Penilaian Ideologi Tambahan Terhadap Taruna Akmil Enzo Zenz Allie

Baca: Rindu Mertua, Annisa Pohan Kenang Chat WhatsApp dari Ani Yudhoyono

Selain itu, ia termasuk pemilih untuk soal makanan.

Sebab, sebagian besar makanan di Indonesia berminyak.

Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019)
Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019) (TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah)

"Kalau mau sehat dipanggang atau direbus. Saya udah mual dengan banyak makan makanan berminyak di sini," ucapnya.

Saat penyembelihan hewan kurban, Martin sempat diajak untuk menyaksikannya.

Tapi, ia menolak ajakan pihak panitia.

"Di Somalia saya melihat lebih parah ketimbang hanya sapi yang dipotong. Saya memang enggak mau melihat, karena saya enggak nyaman saja," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cerita Martin, Bule Kanada Potong Daging Kurban: Mantan Tentara PBB Hingga Nyaman Tinggal di Depok 

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan