Sabtu, 4 Oktober 2025

Semangat Susi Pudjiastuti Punguti Sampah di Kawasan Ancol

Jabatan sebagai menteri tak membuat wanita berlatar belakang pengusaha itu canggung. Dia tampak semangat memunguti sampah-sampah.

Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Ancol 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin gerakan Menghadap Laut pada Minggu (18/8/2019).

Gerakan itu untuk membangun kesadaran bangsa Indonesia bahwa laut adalah masa depan bangsa.

Baca: Sosok Susi Pudjiastuti, Mengaku Tak Sabaran dan Tak Suka Minuman dari Kemasan Plastik

Acara berlangsung di Pantai Timur, Kelurahan Ancol, Jakarta Utara.

Kegiatan itu diikuti sekitar 500 orang dari berbagai kalangan.

Berdasarkan pemantauan, Susi Pudjiastuti memakai kaos berwarna putih dan topi berwarna putih memimpin gerakan bersih pantai.

Baca: Unjuk Kemampuan Prajurit Lanal Sangatta di Pawai Kemerdekaan, Baku Tembak hingga Selamatkan Bupati

Dia turut serta bersama sekitar 500 orang dari berbagai kalangan turut serta membersihkan pantai dari sampah.

Susi Pudjiastuti memunguti satu per satu sampah, kemudian memasukkan ke dalam karung.

Jabatan sebagai menteri tak membuat wanita berlatar belakang pengusaha itu canggung.

Dia tampak semangat memunguti sampah-sampah.

Kegiatan serupa digelar di 107 titik lainnya di seluruh Indonesia, baik pantai, laut, dan sungai.

Bertepatan pada pukul 16.00 WIB, seluruh peserta termasuk Susi menghadap ke arah laut.

Di kesempatan itu, mereka juga menyanyikan lagu Padamu Negeri.

"Oleh karena laut adalah masa depan bangsa, saya mengimbau segenap elemen bangsa untuk turut menjaga lautan Indonesia," kata Susi Pudjiastuti, ditemui di lokasi.

Sampah plastik sekali pakai merupakan salah satu persoalan terbesar di lautan nusantara.

Laut Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, setelah China.

Hal ini mengancam lebih dari 800 spesies biota laut, termasuk terumbu karang. Untuk menangani hal tersebut, pemerintah berkomitmen melakukan beragam langkah.

Salah satunya lewat pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, terutama air minum kemasan botol plastik, di lingkungan KKP sejak 2018.

"Bukan hanya dari para pencuri ikan, tetapi juga dari kegiatan destructive fishing, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, dan yang tak kalah penting cemaran sampah laut terutama sampah plastik," tegas Susi Pudjiastuti.

Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dn merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia, dengan luas perairan laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi yang merupakan 71 persen dari keseluruhan wilayah Indonesia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504, laut adalah penyandang hidup bagsa Indonesia.

Dalam rangka menjaga keberlanjutan sumber daya laut, Indonesia telah mengembangkan kawasan konservasi perairan hingga mencapai 22,69 juta hektar.

Baca: Serahkan Hadiah Semargres, Hendi Kembali Ajak Kurangi Sampah Plastik

Dari luas tersebut, sebanyak 5,34 juta hektar dikelola oleh KKP 4,63 juta hektar dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta 12,68 juta hektar lainnya dikelola oleh pemerintah daerah.

"Jangan ada lagi yang membuang sampah ke laut dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Laut milik bangsa, yang harus menjaga bukan hanya pemerintah atau pandu laut saja, tetapi kita semua," tutur Susi Pudjiastuti.

Protes soal air mineral kemasan

Foto Sri Mulyani Bareng 3 Menteri Perempuan Banjir Pujian Netter: Srikandi Kesayangan
Foto Sri Mulyani Bareng 3 Menteri Perempuan Banjir Pujian Netter: Srikandi Kesayangan (INSTAGRAM/@smindrawati)

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara dalam perayaan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital 'Ignite The Nation 1000 Startup Digital Indonesia'.

Saat acara tengah berlangsung, panitia menyuguhi dua menteri Presiden Joko 'Jokowi' Widodo itu air mineral botolan dalam kemasan plastik.

Sontak Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani langsung mencak-mencak ketika air minum kemasan tiba di atas meja yang berada di hadapannya.

Baca: Fakta Polsek Wonokromo Diserang, Terduga Pelaku Jualan Sempol hingga Kondisi Terkini Anggota Polisi

Baca: Gadis Pekalongan Batal Dinikahi Kekasih Gara-gara Hitungan Weton, Keluarga Timang Soal Maut-Rezeki

"Ini botol plastik aku kurang suka," ucap Sri Mulyani sambil memegang botol kemasan plastik itu di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (18/8/2019).

Katanya, masyarakat diminta untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai dalam kebutuhan sehari-hari.

Termasuk juga dalam acara-acara besar seperti ini.

"Hindari pemakaian plastik sekali pakai. Sampah di laut nomor dua terbesar di dunia," kata Susi Pudjiastuti dengan nada tinggi.

Ia mengatakan, pemerintah berkomitmen mengurangi sampah plastik karena akan merusak lingkungan, terutama mencemari lautan.

Salah satunya dengan melakukan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.

Juli lalu, Susi memimpin pawai monster plastik di kawasan car free day (CFD), Minggu (21/7/2019). Pawai aksi tolak plastik sekali pakai itu, diikuti 1.500 orang, seperti Pandu Laut Nusantara, 47 organisasi, dan komunitas sipil lainnya.

Pasalnya, Susi berharap isu sampah plastik dapat ditangani serius. Selain karena bermuara di laut Indonesia, sampah tersebut juga dikonsumsi ikan-ikan. Sehingga dapat membahayakan masyarakat yang mengonsumsi.

"Bulan lalu saya demo di depan istana, sekarang saya demo di depan anak-anak muda. Stop pemakaian plastik sekali pakai," ujarnya.

Sri Mulyani kembali menegaskan, masyarakat dapat mengganti penggunaan botol minum sekali pakai dengam botol minum yang dapat digunakan berkali-kali seperti tumbler.

"No plastic, gunakan tumbler," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved