Rusuh di Papua
Polri: 1.750 Akun dan 32.000 Konten Sensitif Terkait Papua Diblokir
Berdasarkan hasil patroli siber hingga hari ini, Polri mencatat, ada 32 ribu konten diblokir dan ribuan akun di-take down.
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri terus melakukan patroli siber meskipun situasi di Papua saat ini sudah kondusif.
Berdasarkan hasil patroli siber hingga hari ini, Polri mencatat, ada 32 ribu konten diblokir dan ribuan akun di-take down.
"Patroli siber itu gabungan antara Polri dengan BSSN dan Kemenkoninfo. Hoaks cukup banyak kemudian dari 32 ribu konten yang sudah dilakukan maping ada 1.750 akun lebih yang sudah diajukan untuk dilakukan pemblokiran dan take down oleh Kemenkominfo," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Selasa (27/8/2019)
Pemblokiran konten dan akun tersebut dilakukan sejak 17 Agustus hingga Selasa ini.
Baca: Jelang Madura United vs Semen Padang Liga 1 2019, Dua Kiper Kabau Sirah Absen Bela Timnas
Baca: Jadwal Undian Liga Champions 2019/2020, Menanti Grup Neraka, Liverpool & Barcelona Masuk Pot 1
Baca: Tindakan Keji Istri Muda yang Sewa Algojo Bunuh Suami dan Anak Terbongkar dari Plat Nomor Mobil
Dedi mengatakan langkah tersebut untuk memitigasi konten-konten sensitif yang bertebaran di Papua.
"Yang paling banyak adalah di Facebook, karena kita ketahui bersama Facebook ini untuk kalangan akar rumput, kemudian nomor 2 adalah Twitter, nomor 3 baru Youtube, nomor 4 itu sebagian kecil adalah Instagram," lanjut Dedi
Selain konten yang ditake down, Dedi mengatakan pelambatan internet di Papua pun menurutnya sudah melalui kajian komperhensif dalam rangka untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
"Karena kita ketahui dari patroli siber ini bukan dari dalam negeri saja, jadi sudah ada mapping dari beberapa pihak di luar negeri pun melakukan kegiatan-kegiatan dengan menggunakan akses media sosial dalam rangka untuk memperkeruh situasi di dalam negeri," katanya.
Belum bisa pastikan
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan saat ini di dunia maya masih banyak beredar berita bohong atau hoaks.
Karena itu, pemblokiran akses internet di Papua dan Papua Barat saat ini masih dilanjutkan, meski kondisi di lapangan terbilang kondusif.
"Kalau dari sisi dunia nyata memang tidak ada demo lagi. Tapi di dunia maya ada 230 ribu URL yang memviralkan hoax," ujar Rudiantara di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Menurutnya, berita bohong tersebut banyak beredar di jaringan media sosial seperti Twitter.
Bahkan kontennya ada yang menjurus penghasutan dan mengadu domba antar sesama.
Baca: 30 Wanita Milenial Ikuti Ajang Stylobebs Hunt dan Stylo Class dari Stylo Indonesia
Baca: Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Luasnya Hampir 3 Kali DKI Jakarta
Baca: Putra Maruf Amin, Gus Syauqi Masuk Jajaran Pengurus DPP PKB Periode 2019-2024
Baca: KPK Imbau Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo Penuhi Panggilan Pemeriksaan