Empat Angka Misterius yang Membuat Ahli Matematika Tercengang Sejak 70 Tahun Lalu
Sepertinya tidak ada yang luar biasa, tetapi angka ini telah membuat ahli matematika dan penggemar angka terpaku sejak tahun 1949.
Editor:
Hasanudin Aco
Dia juga sering kali diundang untuk menghadiri konferensi atau berbicara di sekolah dan universitas guna membicarakan metodenya yang aneh dan pengamatan angka yang menarik.
Siapa yang terbukti benar?

Perlahan-lahan, ide Kaprekar mulai mendapat dukungan di India dan di dunia - pada tahun 1970-an, pengarang populer dan ahli matematika Amerika, Martin Gardner menulis artikel tentang Kaprekar di majalah ilmiah populer Scientific America.
Sekarang Kaprekar dan temuannya diakui dan dikaji ahli matematika dunia, terutama yang memang suka bermain-main angka.
Yutaka Nishiyama, guru di Osaka University of Economics, mengatakan "Angka 6174 adalah benar-benar angka misterius".
Lewat sebuah tulisan pada majalah di internet +plus, Nishiyama menjelaskan bagaimana ia "menggunakan komputer untuk memeriksa apakah semua angka digit mencapai angka 6174 pada sejumlah langkah terbatas".
Temuannya? Setiap empat angka digit, dimana digit-nya tidak sama, mencapai angka 6174 berdasarkan proses Kaprekar pada, paling banyak, tujuh langkah.
"Jika Anda tidak mencapai angka 6174 setelah menggunakan cara Kaprekar sebanyak tujuh kali, maka Anda melakukan kesalahan perhitungan dan harus mengulanginya!" kata Nishiyama.
6174 dalam berbagai warna
Matematika dibuat lebih menarik.
Scigram Technologies Foundation adalah sebuah perusahaan India yang bermarkas di selatan Mumbai dan telah mengembangkan "platform pembelajaran TI" bagi sekolah di desa-desa.
Mereka memutuskan untuk bermain-main dengan angka 6174.
Pendirinya Girish Arabale mengatakan kepada BBC bahwa dirinya selalu tertarik memotivasi anak-anak, terutama yang tidak suka matematika.
"Konstanta Kaprekar adalah suatu keindahan," kata Arabale. "Ketika kita mengikuti langkah-langkahnya, kita mengalami saat-saat yang indah. Ini bukanlah sesuatu yang sering terjadi saat mempelajari kurikulum matematika tradisional."