Rabu, 5 November 2025

Demo Tolak RUU KUHP dan KPK

Unjuk Rasa di Sumsel Ricuh, Demonstran Bentrok dengan Aparat, 3 Mahasiswa Dilarikan ke RS

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Ni'matul Hakiki yang ikut dalam aksi tersebut

SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
ILUSTRASI RICUH - Tembakan water canon polisi membubarkan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Untuk Demokrasi saat membobol pagar pintu masuk gedung DPRD Kota Malang dalam aksi demontrasi menolak reforma agraria dan revisi KUHP di depan Gedung DPRD Kota Malang, Selasa (24/9/2019). Aksi yang disertai tembakan water canon dan lemparan batu, sepatu, sandal dan botol air mineral ini mengakibatkan polisi dan jurnalis mengalami luka-luka. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadi bentrokan antara petugas kepolisian dengan para demonstran ketika aksi unjuk rasa berlangsung di Sumatera Selatan, Selasa (24/9/2019).

Akibatnya, tiga mahasiswa yang mengikuti demonstrasi di Sumatera Selatan harus dilarikan ke rumah sakit.

Baca: Kronologi Demonstrasi Ribuan Mahasiswa di Solo Ricuh, Polisi Sebut Ada Provokator

Kondisi mereka kritis setelah terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian.

Ketiganya terluka saat melakukan demo dan aksi unjuk rasa hari ini terkait penolakan revisi dan rancangan undang-undang (RUU) di Kawasan Jalan Pom IX Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Ni'matul Hakiki yang ikut dalam aksi tersebut.

Ni'matul mengatakan, bentrokan itu dipicu ketika mobil komando mahasiswa hendak bergeser ke depan pagar halaman DPRD Provinsi Sumsel.

Namun, hal itu ditolak oleh polisi. Bahkan, sopir mobil komando mengalami intimidasi.

"Mobil kami malah disuruh mundur, sehingga membuat massa marah. Sehingga terjadi bentrokan,"kata Ni'matul.

Ni'matul mengatakan, tiga rekannya yang kini mengalami kondisi kritis dirawat di Rumah Sakit RK Charitas serta RS Muhammad Hoesin, Palembang.

Namun, ia belum mengetahui pasti ketiga rekannya tersebut mengalami luka apa.

"Yang saya dapatkan laporan, mereka bertiga kritis, terkena lemparan batu atau apa saya belum tahu," ujar Ni'matul.

Batu serta kayu yang ada di lokasi demo beterbangan saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi.

Mobil water canon, serta gas air mata pun terpaksa ditembakkan polisi untuk membubarkan massa.

Baca: Polisi: Kelompok Bersenjata Papua Terlibat dalam Kerusuhan di Wamena

Bahkan, sebagian massa yang ikut demo sempat masuk ke dalam mall Palembang Icon saat dikejar oleh polisi, karena diduga merupakan dalang kerusuhan.

Sampai saat ini, massa masih bertahan di luar Kantor DPRD Provinsi Sumsel, sampai ditemui oleh anggota Dewan untuk menyampaikan aspirasi mereka soal penolakan RUU. (Kontributor Palembang, Aji YK Putra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Bentrok Saat Demo di Depan Gedung DPRD Sumsel, 3 Mahasiswa Kritis

Demonstran di Surakarta ditembaki gas air mata

Aparat kepolisian membubarkan demonstrasi dengan cara menembakkan gas air ke arah mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Surakarta Jalan Adi Sucipto Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019)
Aparat kepolisian membubarkan demonstrasi dengan cara menembakkan gas air ke arah mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Surakarta Jalan Adi Sucipto Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019) (Kompas.com/Labib Zamani)

Mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Surakarta di Jalan Adi Sucipto, Selasa (24/9/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com,  demo mahasiswa dimulai dari Plaza Manahan Solo.

Baca: Kumpulan Foto Poster-poster Lucu dalam Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa

Mereka berjalan sekitar 2 kilometer menyusuri Jalan Adi Sucipto menuju depan gedung DPRD Kota Surakarta.

Para mahasiswa membawa berbagai macam spanduk dan poster sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap para wakil rakyat dan pemerintah.

"#Tolak RUU Pertanahan, Stop Kriminalisasi Petani. Dewan Penipu Rakyat," tulis salah satu spanduk yang mereka bentangkan dalam unjuk rasa.

Tiba di depan gedung wakil rakyat Solo mereka dihadang kawat berduri oleh aparat kepolisian.

Para mahasiswa menyuarakan aksinya di depan gedung DPRD. Beranjak siang, para mahasiswa mulai bereaksi.

Mereka menyanyikan yel-yel revolusi sambil berusaha menerobos kawat berduri yang dipasang di pintu masuk utama DPRD.

Aparat kepolisian dari satuan Sabhara Polresta Surakarta dan Brimob Detasemen C Pelopor terus berjaga di pintu utama agar para mahasiswa tidak masuk ke halaman gedung DPRD.

Mahasiswa semakin beringas dan berusaha masuk ke halaman DPRD.

Akhirnya aparat kepolisian melakukan tindakan tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata.

Para mahasiswa pun kocar-kacir meninggalkan lokasi demo.

"Seluruh aparat keamanan harap diam, harap menahan diri. Peserta aksi harap mundur, kami bertahan," kata Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai di halaman DPRD Kota Surakarta, Selasa.

"Yang terluka harap ke sumber suara untuk diberikan pengobatan," sambung dia.

Salah satu perwakilan mahasiswa dari Komite Aksi Mahasiswa Tuntut Perjuangan Tani (Kamrat) Moh Zalhairi mengatakan, ada tujuh tuntutan yang mereka suarakan dalam aksi unjuk rasa.  

Tujuh tuntutan itu antara lain, tolak RUU Pertanahan yang tidak berpihak kepada rakyat; tolak pelibatan militer dalam ranah sipil terutama dalam penanganan konflik dan; menuntut pemerintah melihat aspek sejarah tanah dalam menyelesaikan konflik agraria.

Baca: Mahasiswa Demo Tolak RUU KPK dan RKUHP, Aming: Jangan Sampai Tujuan Baik Kalian Disusupi Provokator

Kemudian cabut UU No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Kepentingan umum dan tutup hak penggunaan hutan dan hak guna usaha.

"Distribusikan tanah kepada rakyat seluas-luasnya, buka ruang demokrasi. Dan, pemerintah bertanggung jawab terhadap konflik agraria di Solo Raya," katanya. (Kontributor Solo, Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa dengan Tembakan Gas Air Mata

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved