Polemik Larangan ASN Bercadar, Niqab Squad Indonesia Meminta Pemerintah Mengkaji Ulang
Dokter Selly anggota dari Niqab Squad Indonesia meminta pemerintah mengkaji ulang wacana larangan ASN memakai cadar di lingkungan instansi pemerintah.
Penulis:
Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Adanya wacana larangan ASN Bercadar yang memicu polemik, Niqab Squad Indonesia meminta pemerintah mengkaji ulang.
Anggota Niqab Squad di Indonesia, Dokter Selly ,berharap pemerintah mengkaji ulang wacana larangan penggunaan cadar atau niqab di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN ) atau sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sebelumnya, rencana pelarangan penggunaan cadar di instansi pemerintahan telah dilontarkan oleh Menteri Agama Fachrul Razi.
Sementara itu, disusul Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo yang juga menyatakan melarang penggunaan cadar bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan kementeriannya.
Menyikapi isu radikalisme, munculnya rencana larangan penggunaan cadar atau niqab di lingkungan ASN kini semakin menjadi sorotan publik.
Hal ini menyebabkan banyak dari masyarakat dan tokoh yang mengkritisi polemik tersebut, termasuk dokter Selly.
Dokter Selly, seorang pengusaha kosmetik dengan nama dokter Umi Amizah Skincara ini mengkritisi pemerintah akan adanya rencana larangan bagi ASN untuk bercadar.
Pihaknya juga membandingkan dengan pasien-pasiennya yang menerimanya dengan baik.
"Alhamdulillah tidak ada halangan bagi saya dengan pasien-pasien saya walaupun saya bercadar. Mereka tidak antipati dengan saya, alhamdulillah mereka tetap menerima saya dengan baik. Masya Allah," pungkasnya dalam acara Indonesia Lawyers Club TVOne, pada Selasa (5/11/2019).
Terkait rencana pelarangan cadar di instansi pemerintah, dirinya meminta agar pemerintah mengenali kelompok bercadar lebih dekat, seperti Niqab Squad.
"Maka tolong taaruf dengan kami, datang ke kantor Niqab Squad, tanya apa kegiatan kami," ungkapnya.

Dirinya berharap agar pemerintah mengkaji ulang rencana larangan tersebut, agar menghasilkan solusi yang lebih baik bagi wanita Indonesia yang bercadar.
Para ASN dinilai Selly cukup berat antara memilih melanjutkan menjadi ASN atau keluar dari ASN karena adanya rencana larangan menggunakan cadar.
Pihaknya memberikan negosiasi kemungkinan adanya pegawai ASN bercadar yang berprestasi.
"Mungkin salah satu dari pegawai itu yang bekerja bagus, berprestasi.
Apakah tidak sayang pemerintah kehilangan pegawai seperti itu hanya karena cadarnya.
Kedua mungkin saja salah satu dari kami yang dia seorang single parent, dia menghidupi anaknya dengan gaji yang dia terima dari ASN ketika dia harus memilih keluar dari ASN," tuturnya.
Pemerintah harapannya Selly beserta anggota Niqab Squad meminta agar pemerintah memikirkan ulang keputusan larangan tersebut.
Di sisi lain, pihaknya juga menanggapi pernyataan Guntur Romli yang mengatakan agar kelompok-kelompok cadar secara lantang berkampanye menolak terorisme.
"Pak mohon maaf kami sudah melakukan itu. Kami sudah keliling Indonesia melakukan kajian, kami mengutuk keras yang namanya teroris," tegasnya kepada politisi PSI tersebut.
Menurut wanita bercadar tersebut, kegiatannya bersama Niqab Squad belum pernah di blow up atau di eksplore.
Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia secara luas belum tahu akan postifinya kegiatan para wanita bercadar.
Ia bersama Niqab Square lain yang juga hadir dalam acara tersebut menegaskan pula anggotanya menolak paham radikalisme di Indonesia.
"Dengan ini saya mewakili Niqab Suqad Indonesia kami dengan tegas mengatakan kami mengutuk keras terorisme dan mengutuk keras pembunuhan terhadap manusia," tegasnya. (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)