Sabtu, 6 September 2025

Brigadir AM Tersangka Terkait Kasus Tewasnya Mahasiswa di Kendari, Berikut Bukti-buktinya

"Dua proyektil dan dua selongsong peluru yang dilakukan pemeriksaan, identik dengan senjata api jenis HS yang diduga digunakan oleh Brigadir AM."

Tribunnews/Jeprima
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi protes di depan Gedung Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019) malam. Dalam aksinya mereka menutup jalan untuk melakukan Salat Istiqasah dan menyalakan lilin sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, yang diduga tewas karena luka tembak saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Tribunnews/Jeprima 

"Hari ini lima, satunya besok karena beda atasan berhak menghukum (ankum). Lima anggota ini sudah dimutasikan ke bagian pelayanan markas (Yanma). DK Ankum di Biro Ops. Kasusnya sama, hanya persidangan dari atasannya berbeda," ujar dia.

Sidang hari ini merupakan sidang perdana.

Sidang akan dilakukan lebih dari satu kali atau tergantung perkembangan di dalam persidangan.

"Berapa kali nanti tergantung di persidangan tersebut. Apakah nanti berkembang, atau dirasa pimpinan tidak cukup, dua sampai tiga kali bisa," ujar Agoeng.

Baca: Revisi UU KPK Berlaku Hari Ini, KPK Masih Bisa Lakukan OTT

Saat demo, ada dua mahasiswa yang meninggal. Salah satunya tewas diterjang peluru.

Seorang ibu hamil juga terkena peluru. (Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 3 Polisi 2 Kali Lepaskan Tembakan Saat Demo Mahasiswa Kendari

Temuan Kontras

Foto demonstran yang menjadi korban meninggal saat unjuk rasa menolak revisi UU KPK dan RKUHP di depan Gedung DPR, dipajang di lobi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (11/10/2019) malam.
Foto demonstran yang menjadi korban meninggal saat unjuk rasa menolak revisi UU KPK dan RKUHP di depan Gedung DPR, dipajang di lobi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (11/10/2019) malam. (Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama)

Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyampaikan hasil investigasinya terkait tertembaknya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, ketika aksi unjuk rasa, Kamis (26/9/2019).

Dua mahasiswa yang meninggal tersebut atas nama Muhammad Yusuf Kardawi dan La Randi.

Investigasi dilakukan KontraS dengan melakukan wawancara terhadap lima saksi di lapangan yang melihat dua peristiwa penembakan tersebut.

KontraS juga melakukan komunikasi dengan lembaga perwakilan negara dalam hal ini Ombudsman perwakilan Sulawesi Tenggara.

Baca: Denmark Open 2019: Jadwal Tanding Babak 32 Besar Mulai Siang hingga Dini Hari

Selain itu, KontraS melakukan pendalaman terhadap tim kuasa hukum yang melakukan proses pendampingan terhadap korban dan saksi peristiwa tersebut dan juga melakukan kroscek data dengan jurnalis di Kendari.

Dari investigasi tersebut, mereka menduga dua orang mahasiswa tersebut mengalami penembakan.

Dalam video pertama yang ditampilkan Kepala Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Arif Nur Fikri, terlihat Yusuf tersungkur ke arah depan.

Ia menjelaskan, seorang saksi yang diwawancarainya, tembakan senjata api berasal dari arah samping yakni Kantor Disnaker oleh orang yang diduga aparat kepolisian berpakaian preman saat hendak menolong Yusuf.

Baca: Sosok Sulli Eks f(x), Artis Korea yg Meninggal Bunuh Diri: Perjalanan Karir, Asmara, hingga Hobinya

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan