Jumat, 15 Agustus 2025

Surya Paloh Balas Candaan Jokowi: Hubungan Rangkulan Dimaknai Kecurigaan

Surya Paloh membalas sindiran Jokowi dalam pidatonya di Kongres Nasdem II, ia mengatakan hubungan rangkulan dimaknai dengan kecurigaan.

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Presiden Jokowi, Surya Paloh, Sohibul Iman 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Jokowi dalam HUT ke-55 Partai Golkar menyinggung pelukan hangat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Surya Paloh dalam pidatonya di Kongres Nasdem II yang digelar Jumat (8/11/2019), mengatakan kecurigaan yang muncul merupakan diskursus politik yang paling picisan di negara Indonesia.

"Hubungan, rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Surya Paloh.

Dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Sabtu (9/11/2019), ia juga mengatakan di kalangan elite politik terlalu banyak intrik dan kecurigaan yang mengundang sinisme.

Baca: Surya Paloh Diimbau Tidak Pandang Remeh Sindiran Jokowi

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain." ujarnya.

Bahkan, hubungan rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan.

"Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," pungkasnya.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) usai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) usai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Surya Paloh lalu menyebut, sistem demokrasi yang dianut di Indonesia begitu liberal, tetapi penerapannya sangat ortodoks dan konservatif.

Baca: Ketika Surya Paloh Buka Kemungkinan Berhadapan dengan Pemerintahan Jokowi

Partai Nasdem dan PKS untuk pertama kalinya bertemu pada Rabu, 30 Oktober 2019.

Saat itu keduanya membantah adanya pembahasan untuk rencana berkoalisi.

Sebelumnya, dalam HUT ke-55 Partai Golkar, Jokowi mengungkapkan pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman di PKS terlihat begitu erat.

"Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ujar Jokowi dalam pidatonya.

Baca: Soal Sindiran Jokowi kepada Surya Paloh, Ketua DPP Nasdem: Bukan Sindiran, Itu Guyonan Keakraban

Jokowi juga mengatakan Surya Paloh wajahnya lebih cerah setelah bertemu dan berangkulan dengan Sohibul Iman.

"Wajahnya cerah setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," pungkasnya.

Pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman, melihat itu Jokowi mengatakan tidak mengetahui makna dari kedekatan yang terjadi.

"Saya tidak tahu maknanya apa, tetapi rangkulannya tidak seperti biasanya, nggak pernah, tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat beliau merangkul Pak Sohibul Iman," ujar Jokowi.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan