Sewa GrabWheels Tewas Kecelakaan, Berikut Kejadian Fatal Pengguna Otopet Listrik di Berbagai Negara
Kecelakaan fatal skuter otopet listrik seperti GrabWheels yang memakan korban tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara-negara lain.
Penulis:
Arif Fajar Nasucha
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Dua remaja penyewa GrabWheels tewas saat berkendara di kawasan Gate 3 Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu 10 November 2019 dini hari.
Dua remaja penyewa GrabWheels tersebut bernama Ammar (18) dan Wisnu (18).
Sementara empat lainnya yaitu Fajar, Wulan, Wanda, dan Bagus mengalami luka-luka.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/11/2019) Fajar menuturkan bahwa mereka menyewa GrabWheels dari fX Sudirman.
"Sekitar pukul 01.00 WIB, kami berenam menyewa tiga GrabWheels,” ujar Fajar.
Keenamnya mengendarai otopet listrik secara berbocengan.
Saat berkendara sampai flyover Senayan, tiba-tiba otopet listik Ammar dan Wisnu kehabisan daya (low battery).
Mereka menukar otopet dengan milik Bagas yang saat itu berboncongan dengan Wanda.
"Akhirnya Bagus bawa otopet sendiri, yang lowbat saya bawa, lalu Wanda boncengan dengan Wulan," ucap Fajar.
Sementara itu, Ammar dan Wisnu melintas lurus ke arah FX Sudirman.
Menurut Fajar, posisi mereka sudah di pinggir jalan.
Namun setiba di kawasan Gate 3 Gelora Bung Karno, sebuah mobil Camry hitam menabrak mereka dari belakang.
Baca: Kecelakaan Maut Antar 2 Bus di Cipali Tewaskan 7 Orang, Diduga Ini Penyebabnya
Akibatnya, mereka berenam terlempar.
Ammar dan Wisnu sudah tak sadarkan diri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Mereka kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Kecelakaan ini bukan pertama kali terkait pengguna otopet listrik.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, setidaknya ada enam kecelakaan fatal melibatkan pengguna otopet listrik dari berbagai negara selama 2019 ini.
1. Tewasnya Pesepeda di Singapura
Pada 21 September 2019, Ong Bee Eng (65) seorang pesepeda meninggal dunia setelah ditabrak pengguna otopet listrik di Blok 539, Bedok North Street, Singapura.
Dikutip dari Channelnewasia.com (CNA), Ong ditabrak oleh seorang pria berusia 20 tahun.
Berdasarkan penuturan saksi, pria tersebut mengendarai otopet listrik dengan kecepatan sekira 40km/jam.
Aturan di Singapura menyebutkan penggunaan sepeda ataupu otopet saat di trotoar kecepatan maksimal 10km/jam.
"Setelah itu, saya mendengar suara yang cukup keras, aku berbalik dan melihat (kecelakaan yang melibatkan) bibi (ong) itu," ucap saksi yang tidak mau menyebutkan namanya itu.
Ong kemudian dilarikan ke Changi General Hospital berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Namun, nyawa Ong tidak berhasil diselamatkan.
Ia meninggal dunia sehari setelah kecelakaan tersebut.
Sementara penabrak sudah ditahan kepolisian setempat guna penyelidikan lebih lanjut.
Kecelakaan tersebut berujung pada pelarangan skuter listrik di pedestrian Singapura pada 5 November lalu.
Skuter listrik hanya diperbolehkan melintas di jalur sepeda dan park connector network (PCN).
Baca: Kecelakaan Maut Tol Cipali Tewaskan 7 Orang, Jasa Raharja Serahkan Santunan pada Ahli Waris
2. Pengendara Otopet Listrik tewas Tertabrak di Vancouver, Kanada
Seorang pengendara otopet listrik tewas ditabrak mobil di Vancouver Timur, Kanada.
Dikutip dari The Columbian, saksi menyebutkan pengendara otopet tersebut sedang menyeberang jalan di tenggara Mill Plain Boulevard.
Juru bicara polisi Kim Kapp menyebutkan bahwa pengendara otopet tersebut tidak memberi tanda bahwa akan menyebrang jalan.
Pengendara tersebut kemudian dilarikan ke PeaceHealth Southwest Medical Center.
Namun berdasarkan keterangan polisi, pengendara tersebut meninggal dunia.
Baca: Foto-Foto: Kecelakaan Maut Bus Sinar Jaya dan Arimbi di Tol Cipali KM 117
3. Remaja Tewas Menabrak Mobil Pickup di Idaho, Amerika
Pada 28 Oktober 2019 lalu dua remaja terlibat kecelakaan di jalan utama pusat kota Boise, Idaho, Amerika Serikat
Dikutip dari idahonews.com, kedua remaja berusia 16 tahun tersebut berboncengan mengendarai otopet listrik.
Saat itu sebuah truk pickup tengah melaju kearah utara.
Sementara kedua remaja tersebut mengarah ke timur.
Di kilometer 15 jalan utama, keduanya bertabrakan.
Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit.
Remaja bernama Kyler meninggal dunia sementara yang satunya mengalami cedera.
Juru bicara Pemerintah Kota Boise saat itu mengatakan, masih terlalu dini membuat kebijakan mengenai skuter listrik dari insiden tersebut.
Dua pelanggaran yang dibuat remaja rersebut yaitu mengendarai skuter listrik dengan berboncengan dan pengedara berusia dibawah 18 tahun.
4. Pengendara otopet Listrik Kritis Setelah Menabrak Tembok di Auckland, Selandia Baru
Pada 31 Oktober 2019 seorang pria pengendara otopet listrik kritis setelah menabrak dinding di kota Auckland, Selandia Baru.
Dikutip dari Stuff.co.nz polisi tengah menyelidiki peristiwa terjadi di persipangan Bedford St dan Parnell Rise sekitar pukul 22.30 waktu setempat.
Mobil ambulans langsung mendatangi lokasi dan membawa korban ke Rumah Sakit Auckland City.
Dewan kota Auckland pascaperistiwa, mengumumkan bahwa usaha penyewaan skuter listrik tetap diperbolehkan beroperasi di trotoar namun harus memperketat aturan keselamatan.
Saat itu, izin tiga operator skuter listrik yakni Wave, Lime, dan Flaminggo masih dalam masa uji coba.
Untuk mendapatkan lisensi resmi, operator harus memenuhi persyaratan tambahan seperti pemilharaan, keselamatan, dan gangguan publik.
(Tribunnews.com/ Nasucha) (Kompas.com/Jimmy Ramadhan Azhari)