Eksklusif Tribunnews
Mendes PDTT Halim Iskandar: Kalau PKB dapat Pengaruh Positif dari Kerja Saya, itu Bonus
Sebelum dan sesudah menjadi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendestrans), Abdul Halim Iskandar
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Rachmat Hidayat
Bagaimana bisa begitu?
Karena semua desa kami punya datanya, termasuk alokasi dana desa. Semua menggunakan dana desa secara akuntabel. Yang kedua, dana desa tidak cair tidak serta merta 100 persen. Tahap pertama 20 persen.
Menuju ke pencairan termin kedua harus membuat laporan. Baru kemudian cair termin kedua sebanyak 40 persen. Setelah termin kedua selesai, baru cair 40 persen berikutnya.
Baca: Keinginan Mendagri Tito Karnavian Evaluasi Pilkada Langsung Ditanggapi Jubir PKB Syaiful Huda
Saya kemudian mengajukan usulan kepada Menteri Keuangan, pencairan terakhir jangan 40 persen karena serapannya terlalu berat, begitu juga pembuatan laporannya. Komposisi pencairan saya usulan sebagai berikut, 20 persen, 50 persen, dan 30 persen. Jadi yang 50 persen ada di tengah.
Bagaimana dengan tiga desa fiktif yang ada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara?
Jadi soal desa di Konawe, ada semua pertanggungjawabannya, penggunaannya. Duitnya digunakan. Namun karena begitu kencangnya polemik soal itu, saya minta cek lagi. Tanya pada pendamping desa, verifikasi ulang.
Nah, terkait tiga desa yang disebut, satu desa berubah jadi kelurahan (kelurahan tidak dapat jatah dana desa), satu desa masuk kawasan hutan lindung, yang satu lagi double entry. Jadi yang double entry dananya tidak dicairkan.
Apa percepatan kerja yang ingin Anda laksanakan?
Menurut petunjuk Presiden, visi misi menteri tidak ada. Karena ini periode kedua (pemerintahan Jokowi periode kedua) tidak ada program kerja 100 hari.
Tapi bukan berarti kemudian kami tidak punya percepatan. Pokoknya apa yang bisa kita lakukan hari ini, kita lakukan hari ini. Contoh soal program penguatan digitalisasi.
Baca: Mendes Bantah Desa Fiktif, Istana: Biarkan Pak Mendagri Bekerja
Sebagai contoh, ketika ada informasi mengenai desa fiktif, kami bisa memanfaatkan website kementerian yang begitu lengkap. Informasi masuk begitu valid.
Termasuk data stunting di semua desa kami punya. Kami siap di cross check dengan data stunting Kementerian Kesehatan, misalnya. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan apresiasi terhadap data yang kami punyai, karena kami punya pendamping desa.
Pendamping desa melaporkan secara real time data di lapangan, tidak lagi pakai laporan manual. Kecuali daerah yang tidak ada sinyal, ya sudah data dikumpulkan secara manual terlebih dahulu, baru kemudian dikirimkan melalui jaringan internet ketika berada di kawasan yang ada sinyal.