Pidato Sukmawati
Sukmawati Soekarnoputri Merasa Dirugikan karena Kata-kata dalam Isi Pidatonya Telah Diubah
Sukmawati Soekarnoputri merasa dirugikan oleh pihak yang telah mengubah kata-kata dalam pidatonya, sehingga menimbulkan kegaduhan.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
Sukmawati mengatakan, tidak pernah menggunakan kata-kata jasa dalam pidatonya.
"Kemudian kata-kata saya diubah, menjadi Soekarno lebih berjasa daripada Nabi Muhammad," jelasnya.
Sukmawati mengaku dirinya ingin mengetahui generasi muda saat ini mengenai Presiden Soekarno.
"Ibu mau tahu gitu lho, generasi muda, nggak ada salahnya kan kalau bertanya, boleh saja kan kalau bertanya," ungkapnya.
Ia menilai ucapannya tidak menistakan agama, karena dirinya cinta kepada Nabi Muhammad.
"Saya kira tidak ada salahnya kok, saya tidak menistakan agama, saya sangat cinta kepada Rasul," jelasnya.
"Jadi kalau saya melontarkan itu, saya kira saya menghormati kedua tokoh besar itu," lanjutnya.
Sukmawati mengatakan, dalam pidatonya yang mengundang banyak perhatian itu, ia ingin bangsa Indonesia lebih mengenal Presiden Soekarno.
"Saya ingin membahas agar bangsa ini lebih mengetahui siapa itu Bung Karno, bukan saja Proklamator, bukan saja Presiden pertama," ujarnya.
Menurutnya, generasi muda saat ini hanya mengetahui, Soekarno sebagai Proklamator dan Presiden Pertama.
"Karena anak-anak yang ibu tanya, mereka selalu hanya menjawab kalau tidak proklamator ya presiden pertama," katanya.
Ia mengaku bangga dengan status dirinya sebagai putri dari Presiden Soekarno.
"Tapi perlu diketahui ya, ibu selalu bangga menjadi Putri Proklamator, walaupun Ibu tidak punya 100 hektare tanah," lanjutnya.
Dirinya menambahkan, Soekarno adalah satu-satunya Presiden beragama Islam yang mendapat penghargaan besar dari Paus (Pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia).
"Dan Ibu bangga, karena pemimpin Ibu itu adalah Presiden yang beragama Islam. Satu-satunya sampai sekarang yang mendapat medali dari tiga Paus."