3 Kasus Kekerasan Orangutan di Indonesia, Ada yang Dijadikan PSK hingga Ditembak Sebanyak 74 Kali
3 Kasus Kekerasan Orangutan di Indonesia, dari Dijadikan PSK hingga Ditembak Sebanyak 74 Kali dari Pony, Hope dan Paguh
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Kasus kekerasan orangutan kembali terjadi, beberapa waktu lalu orangutan yang diberi nama Puguh mengalami penyiksaan karena diberondong sebanyak 24 tembakan dari senapan angin.
Kasus kekerasan orangutan yang dialami oleh Puguh bukanlah hal yang baru di Indonesia.
Sudah sering diberitakan di berbagai media, ada okum-okum yang sengaja melakukan kekerasan terhadap primata endemik Indonesia ini.
Berikut tiga kasus kekerasan terhadap orangutan yang berhasil Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber.
Baca: William Aditya, Politisi PSI yang Bongkar Anggaran Lem Aibon Terancam Dijatuhi Hukuman
1. Orangutan bernama Pony

Pada tahun 2003, Indonesia digegerkan dengan pemberitaan seekor orangutan bernama Pony yang dipangsa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
Dirangkum dari orangutan.or.id, penemuan Pony berawal dari penggerebekan oleh Konservasi Sumber Daya Alam dan Konservasi Kalimantan Tengah (BKSDA), di sebuah rumah pelacuran di desa Kareng Pangi, Kalimantan Tengah.
BKSD mendapat bantuan dari Yayasan BOS dan pasukan keamanan setempat.
Ketika itu Pony berumur 6 tahun.
Pony diperlakukan oleh pemilik sebagai pelacur.
Pria bisa membayar sejumlah uang kepada pemilik rumah untuk berhubungan seks dengannya.
Tidak ada yang tahu berapa lama Pony ada di sana.
Pemilik rumah sempat menolak untuk menyerahkan Pony.
Baginya, Pony adalah mesin uang dan sumber keberuntungan.
Pemilik rumah telah mencukur semua rambutnya dan tubuhnya dipenuhi oleh gigitan nyamuk.
Pony tidak bisa berhenti menggaruk gigitan dan kulitnya telah terinfeksi.
Saat ingin mengevakuasi Pony, Tim BKSDA mendapat perlawanan dari penduduk setempat dipersenjatai dengan parang.
Proses penyelamatan Pony tidaklah mudah.
Baca: Mengenang 6 Tahun Kepergian Paul Walker, Aktor yang Terkenal dalam Film The Fast and the Furious
Yayasan BOS dan BKSDA bersama dengan polisi dan pasukan militer, butuh satu tahun lamanya untuk membujuk pemilik rumah suapay rela memberikan Pony kepada Yayasan BOS.
Pada 13 Februari 2003 Pony mendapatkan rumah barunya di Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Nyaru Menteng.
Di Nyaru Menteng, Pony menerima perawatan yang sangat dibutuhkan yang dia butuhkan setelah mengalami cobaan yang mengerikan, dan mulai menjalani proses rehabilitasi.
Hidup begitu lama dengan manusia serta diperlakukan begitu mengerikan saat di penangkaran, tidak mudah bagi Pony untuk belajar hidup sebagai orangutan liar.
Pony telah melalui proses rehabilitasi yang panjang untuk melupakan cobaan beratnya dan mendapatkan kembali sifatnya yang liar untuk menjadi orangutan semestinya.
Dia telah tinggal di kompleks sosialisasi dengan orangutan betina lainnya dan juga bergabung dengan Sekolah Hutan.
Pada 2005, Pony ditempatkan di Pulau Bangamat, yang merupakan salah satu pulau pra-rilis, untuk mendorongnya hidup lebih mandiri.
2. Orangutan bernama Hope

Dilansir dari Kompas.com , kisah tentang Hope terjadi pada Maret 2019 di Subulussalam, Aceh.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji, dalam keterangan tertulis mengatakan konflik warga dan orangutan di Subulussalam, Aceh, berawal saat induk orangutan itu masuk ke kawasan permukiman, terutama kebun warga.
Diduga kuat warga menembaki induk orangutan tersebut.
Hope mengalami luka parah dengan 74 butir senapan angin bersarang di tubuhnya.
Penyiksaan itu juga mengakibatkan bayi Hope berjenis kelamin jantan yang berusia satu bulan mati.
Baca: Inilah 5 Lagu Reggae Asyik dan Cocok Didengarkan saat Malam Minggu Tiba
Namun, menurut Sapto, orangutan masuk ke pemukiman karena habitatnya terganggu.
Setelah sempat kritis saat dilakukan perawatan, kondisi Hope dinyatakan mulai membaik.
Hope harus menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di tubuhnya.
Selain mencuri perhatian masyarakat, kejadian yang menipa Hope juga sempat diberitakan oleh media online luar negeri, The New York Times.
3. Orangutan bernama Paguh
kasus kekerasan kepada orangutan yang baru-baru ini terjadi berada di Desa Gampong, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, pada Rabu (20/11/2019)
Seekor orangutan, yang kemudian diberi nama Paguh, buta setelah ditembak menggunakan senapan angin sebanyak 24 kali.
Paguh, yang dalam bahasa Suku Karo berarti kuat, mendapat perawatan intensif di Sumatran Orangutan Conservation Programmes (SOCP) setelah terluka akibat tembakan senapan angin.
Baca: 5 Kejadian Viral Minggu Ini, dari Penemuan Masjid Tengah Hutan hingga Teror Video Call Mesum
Mengutip dari unggahan Facebook SOCP, Paguh sebelumnya telah dievakuasi tim gabungan Human-Orangutan Cinflict Rescue Unit (HOCRU) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKKSDA) Aceh dari Desa Gampong, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, Paguh benar-benar buta.
Tidak hanya itu, sebanyak 24 peluru senapan angin ditemukan bersarang di tubuhnya.
Ada 16 peluru di kepala, empat di kaki dan tangan, tiga peluru di panggul, serta satu peluru di perut.
Hingga Kamis (28/11/2019) kemarin, pihak YEL-SOCP, mengatakan Paguh akan dirawat secara intensif hingga kondisinya membaik.
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniwan/Pravitri Retno Widyastuti)(Kompas.com/Robertus Belarminus)