Virus Corona
Warga Natuna Pilih Mengungsi dari Lokasi Observasi Kesehatan WNI dari Wuhan, DPR: Minim Informasi
Anggota Komisi X DPR Fraksi PDI-Perjuangan, Andreas Hugo Pareira: Minim Informasi, Warga Natuna Memilih Mengungsi dari Lokasi Observasi Kesehatan WNI
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
Tokoh Masyarakat Natuna, Rodhial Huda menyebut, pernyataan pemerintah yang mengatakan lokasi karantina jauh dengan pemukiman warga tidak benar.
"Dan waktu Panglima TNI mengatakan tempat karantina itu jauh dari penduduk 5 sampai 6 kilometer itu tidak benar," kata Rodhial yang dikutip dari tayangan YouTube Talk Show TVOne, Minggu (2/2/2020).
"Ternyata hanya 1,2 kilometer dari tempat karantina," ujar Rodhial.
Rodhial menjelaskan, jika dari Bandara, Kampung Tua Penagih yang merupakan wilayah penduduk asli Natuna hanya berjarak beberapa ratus meter saja.
"Tapi karena berada di dalam bandara, tepat di tengah-tengah bendara sehingga dengan penduduk itu hanya 1,2 meter," terang Rodhial.
"Jadi saya tidak tahu Panglima dapat informasi dari mana," terang Rodhial.

Oleh karena itu, Rodhial mengatakan, hal tersebut membuat kekhawatiran bagi masyarakat Natuna terkait penyebaran virus corona.
"Ini mengkhawatirkan masayarakat karena seolah amannya kan kalau 5 sampai 6 kilometer," katanya.
"Tapi ternyata jaraknya cuma 1,2 kilometer dari masyarakat," terangnya.
Tak hanya itu, Rodhial juga mengatakan, masyarakat Natuna kaget dengan keputusan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina.
"Karena pernyataan kepastian di Natuna itu sangat mendadak," tuturnya.
"Yaitu waktu konferensi pers Panglima TNI mengantar keberangkatan penjemput dan itu waktunya sangat singkat," ungkap Rodhial.

Menurut Rodhial, pemerintah daerah juga tidak mengetahui informasi tersebut.
Masyarakat Natuna lantas mempertanyakan kenapa wilayahnya dijadikan lokasi untuk karantina WNI dari Wuhan.
"Masyarakat merasa kenapa harus di Natuna? Karena ini menurut masyarakat adalah virus yang berbahaya," terang Rodhial.