Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Corona

Cegah Virus Corona, Menkes: Virusnya Ringan-ringan Saja, Hoaksnya Luar Biasa Berat

Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto menyebut hoaks yang menyebar di masyarakat lebih berat penanganannya dibanding virus itu sendiri.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Menkes Terawan Agus Putranto Purnomo di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubie, China, kini telah menyebar ke lebih dari 20 negara.

Kepanikanpun tidak bisa terhindarkan ditambah berbagai spekulasi mengenai virus ini yang muncul di media sosial.

Sebagian spekulasi tersebut banyak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Bahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) per 3 Februari 2020 telah menemukan puluhan informasi hoaks terkait virus corona.

Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, menyebut hoaks yang menyebar di masyarakat lebih berat penanganannya dibanding virus itu sendiri.

Pernyataan Terawan ini disampaikan dalam program Mata Najwa yang dilansir YouTube Najwa Shihab, Kamis (6/2/2020).

"Virusnya ringan-ringan saja tapi hoaks luar biasa beratnya," ujarnya.

"Jadi kadang-kadang ceritanya runtun bagus, tapi ending-nya berbeda," imbuhnya.

Ia sangat menyayangkan adanya berita hoaks terkait virus corona ini.

x
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto (YouTube Najwa Shihab)

Berita bohong (hoaks) ini sangat berbahaya dan dapat membuat warga semakin panik serta tidak kondusif.

"Hoaks itu menggiring kita ke suatu penyesatan ilmu pengetahuan, diharapkan diresapi dan itu akan menjadi hal yang benar," kata Terawan.

"Itulah yang sangat berbahaya," imbuhnya.

Adapun beberapa informasi hoaks yang sempat menyebar di masyarakat melalui media sosial dan pesan instan.

Pertama, informasi hoaks soal air rebusan bawang putih yang disebut-sebut dapat menyembuhkan virus corona, faktanya belum terdapat bukti sahih terkait hal itu.

Lembaga Kesehatan Publik Amerika Serikat (CDC) mengatakan belum ada antivirus spesifik untuk mengobati infeksi virus corona.

Kedua, foto mayat yang bergelimpangan di China tewas karena virus corona.

Faktanya foto milik Reuters itu diambil di Frankurt, Jerman dalam rangka mengenang korban Nazi dan dipublikasikan pada 2014.

Ketiga, informasi hoaks yang menyebut ada pasien corona dirawat di RSUD Rabain Muara Enim.

Menurut Handri, Direktur RSUD Rabain Muara Enim, mengatakan tidak ada tenaga kerja asing asal China dirawat karena sakit demam dan batuk.

cx
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto (YouTube Najwa Shihab)

Setelah melalui pemeriksaan di ruang isolasi pasien tersebut dinyatakan negatif terinfeksi virus corona.

Adanya informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan ini membuat pemerintah tidak hanya sibuk mencegah virus corona namun juga sibuk menangkal hoaks terkait 2019-nCoV.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika untuk meng-cut berita-berita hoaks," ujarnya.

Tak hanya Menteri Komunikasi dan Informatika, Terawan juga telah meminta bantuan dari Bareskrim.

"Karena tidak ada kemampuan Kemenkes untuk melakukan itu semua, yang bisa adalah organ-organ itulah yang kami minta bantuan untuk bisa menahan laju perkembangan hoaks," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Terawan juga mengimbau masyarakat untuk tidak hanya memiliki imunitas tubuh yang baik.

Namun juga memiliki imunitas terhadap virus berita.

"Yang jadi masalah kita harus memiliki imunitas terhadap virus berita," ujarnya.

"Dimana kita dapat membedakan anatara hoaks dan berita yang benar," jelasnya.

Ada 54 Informasi Hoaks soal Virus Corona

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menemukan hoaks soal virus corona yang jumlahnya mencapai 54 konten.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo, Widodo Muktiyo, dalam acara Sapa Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (4/2/2020).

"Sudah ada 54 hoaks dan rata-rata ada di berbagai daerah, ada yang Surabaya, Jakarta, Semarang, Solo," ujar Widodo.

Widodo mengimbau, agar masyarakat jangan mudah percaya terhadap informasi yang tidak ia ketahui sebelumnya.

"Jadi ini hoaks ini rasa-rasanya menjadi catatan penting buat kita."

"Masyarakat jangan mudah percaya karena ini menyebar ke semua kota di Indoensia," ujar Widodo.

Dalam kesempatan tersebut Widodo juga mengingatkan warga untuk tidak membuat atau menyebarkan berita-berita hoaks tersebut.

Hal tersebut lantaran, semua yang disampaikan oleh masyarakat Indonesia akan bisa dimonitor oleh Kominfo.

x
Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo, Widodo Muktiyo (YouTube Kompas tv)

Ia juga mengatakan bahwa Kominfo tidak akan segan-segan untuk menindak tegas oknum yang membuat informasi hoaks itu.

"Dan monitor itu akan menentukan ini hoaks atau bukan," jelasnya.

"Jangan mudah membuat iseng-iseng karena menggabungkan informasi menjadi satu narasi, dan terjadi di berbagai daerah, luar biasa," kata Widodo.

Menurut Widodo, penyebar hoaks sengaja membuat masyarakat bingung dan panik dengan pemberitaan yang ia buat.

"Kalau ini dibiarkan ini membahayakan dirinya yang bersangkutan, membahayakan masyarakat dan bangsa kita," ujarnya. 

"Oleh sebab itu, kami di Kominfo sangat tegas untuk bisa mengingatkan kepada masyarakat mohon kalau tidak tahu, copy paste aja jangan," imbuhnya. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan