Virus Corona
Informasi soal Corona Satu Pintu, Jokowi Tak Berikan Pemda Kewenangan Umumkan Pasien Corona
Arif juga menuturkan, masyarakat membutuhkan informasi yang jelas mengenai lokasi-lokasi yang sempat disinggahi pasien positif Covid-19.
Editor:
Hasanudin Aco
"Oleh sebab itu, dalam penanganan, kita memang tidak bersuara.
Kita semuanya harus tetap tenang, berupaya keras menghadapi tantangan ini," tegasnya.
Jokowi pun mencontohkan penanganan kasus pasien 01 dan 02 di Indonesia.
Setelah dua pasien tersebut diketahui positif terinfeksi virus corona, dalam dua hari Jokowi mengaku mendapat 80 nama yang berada di kluster tersebut.
"Setelah kita ketahui yang bersangkutan (pasien 01 dan 02), dalam dua hari saya sudah mendapatkan 80 nama yang berada di kluster ini," ungkap Jokowi.
Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Minta Pemerintah Perbaiki Pola Komunikasi Terkait Penanganan Corona
"Dalam dua hari dari tim reaksi cepat yang kita miliki, Kemenkes dibantu intelijen BIN, intelijen Polri, tetapi kita juga tahu bahwa virus ini juga memiliki kecepatan yang sangat cepat dalam penyebarannya," tambahnya.
Menurut Jokowi, tindakan pencegahan dan mitigasi harus dilakukan secara bersamaan.
Dalam hal ini, Jokowi menuturkan, pemerintah telah dan akan terus melakukan contact tracing atau pelacakan yang dikoordinasi BNPB, didampingi Kemenkes, TNI, Polri terhadap orang yang sudah melakukan kontak dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
"Kemudian di bidang koordinasi lintas kementerian dan lembaga, TNI/Polri, pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus kita perkuat dalam dua bulan ini," lanjut Jokowi.
Dalam membahas sebaran virus corona, Jokowi menuturkan pemerintah telah mengadakan sejumlah rapat.
Baca: Yusril Sarankan Pemerintah Tangani Wabah Corona Seperti Tanggap Darurat Bencana Alam
"Kita telah secara khusus mengadakan rapat paripurna mengenai corona sekali dan rapat terbatas sudah 5 kali," kata Jokowi.
"Rapat internal sehari bisa dua sampai tiga kali membahas khusus mengenai virus corona ini," sambungnya.
Alasan Pemerintah Tak Buka Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19
Sementara itu, Jokowi juga mengaku, sebenarnya pemerintah ingin membuka riwayat perjalanan pasien positif virus corona ( Covid-19).
Namun, berdasarkan kalkulasi, pemerintah menilai, membuka riwayat pasien positif corona akan menimbulkan ketakutan berlebihan dari masyarakat.