Kamis, 28 Agustus 2025

Virus Corona

Sebaran Virus Corona Kian Masif, DPR Minta Pemerinah Pertimbangkan Siswa Belajar di Rumah

Komisi X DPR RI mendesak pemerintah meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun kampus saat sebaran virus corona makin masif.

Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah siswa mengenakan masker saat mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sunter Agung 09, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020). Seluruh siswa SDN Sunter Agung 09 dihimbau mengenakan masker oleh pihak kepala sekolah karena penyebaran virus corona sekaligus mengurangi resiko tertular. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Komisi X DPR RI mendesak pemerintah segera meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun kampus-kampus di tengah kian masifnya sebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, kepada Tribunnews.com, Jumat (13/3/2020).

“Kami menilai kondisi ini sudah mengkhawatirkan. Ekskalasi penyebaran Covid-19 kian massif dari hari ke hari. Agar tidak terjadi kondisi seperti di Italia, Iran, dan Korea Selatan, kami mendesak agar semua aktivitas sekolah diliburkan untuk sementara waktu hingga situasi penyebaran virus meredah,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Tercatat hingga Jumat sore (13/3/2020) pukul 18.00 WIB, jumlah positif virus corona mencapai 69 orang.

Dua di antaranya masih berusia di bawah lima tahun (balita).

Sedangkan korban meninggal akibat virus mematikan tersebut sudah empat orang.

Baca: Langkah UI Minimalkan Penyebaran Corona, Mahasiswa Diminta Tinggalkan Indekos, Kuliah Jarak Jauh

Baca: Ingat Model Korea Viral Pose dengan Kursi Kondangan Wonogiri Sekar Tanjung Kismantoro? Ini Kabarnya!

Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Politikus PKB tersebut mengarisbawahi persebaran Covid-19 yang sudah menyentuh balita.

Menurut dia, kondisi tersebut menegaskan, jika ancaman Covid-19 benar-benar nyata dan harus ada tindakan ekstrim utamanya untuk menyelamatkan anak-anak peserta didik di tanah air.

Apalagi mengingat pola penyebaran Covid-19 di tanah air kian random.

Dia mencontohkan ada beberapa kasus positif corona, tidak diketahui mereka terjangkit di mana dan oleh siapa.

Apalagi, lanjut dia, ada informasi jika ada pasien positif corona yang melarikan diri dari proses isolasi.

“Kami sangat khawatir dengan pola persebaran yang tidak terindentifikasi ini. Jika wabah ini sampai ke pusat-pusat kegiatan belajar mengajar maka dampaknya akan sangat fatal,” katanya.

Di sisi lain, Huda mengkritisi terkait protokol pencegahan Covid-19 di pusat-pusat Pendidikan.

Menurutnya Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan lima belas poin protokol penyebaran Covid-19 di sekolah-sekolah.

Di antaranya penyediaan cairan cuci tangan, penyemprotan disinfektan di benda dan tempat tertentu, hingga pengurangan aktivitas sentuhan fisik.

Hanya saja kata dia, hingga saat ini masih jarang sekolah yang benar-benar menerapkan protokol tersebut.

“Harusnya ada pengawasan yang intensif sehingga protokol tersebut bisa berjalan di lapangan. Kalau ada kendala dana terkait penyediaan disinfektan atau sarana lain pemerintah harus segera menanganinya."

"Sekali ini kondisi darurat sehingga harus ada antisipasi ekstra termasuk penyediaan anggarannya,” tegasnya.

Untuk itu dia mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan opsi belajar di rumah bagi seluruh peserta didik.

Opsi belajar di rumah ini menurut dia, harus diambil hingga persebaran Covid-19 benar-benar bisa terkendali di tanah air.

“Dengan pola persebaran yang random lalu belum berjalannya protocol pencegahan Covid-19 di sekolah-sekolah secara intensif, maka kami mendesak agar pemerintah mulai mempertimbangkan opsi belajar di rumah bagi seluruh peserta didik hingga persebaran Covid-19 benar-benar terkendali di tanah air,” tegasnya.

35 Kasus Baru Infeksi Virus Corona di Indonesia

Pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah sebanyak 35 orang pasien.

Sehingga, total ada 69 orang pasien positif virus corona.

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto merinci pasien positif virus corona mulai kasus 35 hingga kasus 69.

Menurut Yurianto, 35 pasien baru virus corona ini merupakan hasil penelusuran dari pasien positif sebelumnya.

"Data yang saya berikan ini data tresing dari dua hari lalu, yang sebelumnya merilis 34 pasiem dari berbagai daerah sehingga data tersebut (69 pasein,red) hingga tadi siang," kata Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Berikut data pasien kasus 35 hingga kasus 69 yang disampaikan oleh Yurianto:

Kasus 35, Perempuan (57 tahun), masuk kedalam ke rumah sakit dalam keadaan menggunakan ventilator. Dilakukan pemeriksaan Covid-19 dan kondisinya memburuk sehingga meninggal pada hari itu juga. Hasil spesimen positif virus corona.

Kasus 36, Perempuan (36 tahun), masuk kedalam ke rumah sakit dalam keadaan menggunakan ventilator. Dilakukan pemeriksaan Covid-19 dan kondisinya memburuk sehingga meninggal pada hari itu juga. Hasil spesimen positif virus corona.

Kasus 37, Laki-laki (43 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 38, Perempuan (80 tahun) kondisi sakit sedang berat. Stabil tidak mengunakan ventilator.

Kasus 39, Laki-laki (54 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 40, Perempuan (46 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 41, Laki-laki (40 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 42, Laki-laki (66 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 43, Laki-laki (34 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 44, Laki-laki (57 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 45, Perempuan (29 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 46, Laki-laki (30 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 47, Laki-laki (61 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 48, Laki-laki (35 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 49, Laki-laki (3 tahun) kondisi sakit ringan sedang.

Kasus 50, Laki-laki (59 tahun) mengalami perubahan cepat dari kemarin dan meninggal. positif virus corona.

Kasus 51, Laki-laki (60 tahun) napak sakit sedang.

Kasus 52, Perempuan (59 tahun) napak sakit ringan sedang.

Kasus 53, Perempuan (24 tahun) nampak sakit ringan sedang.

Kasus 54, Laki-laki (2 tahun) nampak sakit sedang.

Kasus 55, Perempuan (26 tahun) nampak sakit ringan sedang.

Kasus 56, Laki-laki (58 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 57, Perempuan (27 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 58, Laki-laki (51 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 59, Laki-laki (63 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 60, Perempuan (25 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 61, Perempuan (58 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 62, Laki-laki (51 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 63, Laki-laki (34 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 64, Perempuan (49 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 65, Laki-laki (48 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 66, perempuan (73 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 67, Perempuan (25 tahun) sakit ringan sedang.

Kasus 68, Perempuan (38 tahun)sakit ringan sedang.

Kasus 69, Perempuan (80 tahun) sakit sedang. (*)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan