Virus Corona
Ini Alasan Driver Ojol Tolak Lockdown, Penghasilan Berkurang hingga Berdampak Negatif
Asosiasi pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Transportasi Roda Dua (Garda) Indonesia menolak kebijakan lockdown.
Penulis:
Indah Aprilin Cahyani
Editor:
Tiara Shelavie
Jokowi lalu mengapresiasi langkah dari Kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, dalam menangani virus corona di Indonesia.
Baca: Potret Terbaru Tom Hanks Setelah Positif Corona, Tersenyum: There is No Crying in Baseball
Baca: Solo Ada Positif Corona, Dewas RS: Jangan Panik, Dinkes Tracking
Ia menyebut, sejumlah daerah ikut berperan dalam edukasi masyarakat mengenai virus corona.
"Saya memberikan apresiasi terhadap daerah yang mampu mengedukasi ke masyarakat," katanya.
"(Daerah) memberikan penjelasan ke masyarakat yang baik, seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat."
"Hal-hal seperti itu yang bisa menenangkan," ungkap Jokowi.

Tanggapan Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto, mengatakan mengambil opsi lockdown justru akan meningkatkan adanya peluang penularan virus corona.
"Kami tidak akan memakai opsi lockdown, karena kalau di-lockdown, malah kita tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujar Yurianto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Meskipun sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan tersebut, Yuri menyebut, justru kasus di wilayah tersebut berpeluang akan bertambah.
"Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi akan naik dengan cepat," jelasnya.
Baca: Penanyangan Film KKN di Desa Penari Diundur, Diduga Karena Virus Corona
Baca: Cerita Wanita Sembuh dari Corona, Isolasi & Tidak ke Rumah Sakit
Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat pejabat tingkat kementerian akan melaksanakan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya demi mengantisipasi penyebaran virus corona di Indonesia.
"Ini akan menjadi keputusan bersama yang akan diputuskan di tingkat kementerian," ungkap Yuri.

Yuri lalu mencontohkan opsi lockdown pada kapal pesiar Diamond Princess.
Ia berujar, kapal tersebut menjadi satu diantara lokasi awal virus corona di China, setelah adanya upaya mengunci orang-orang di dalam kapal.
"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya."