Virus Corona
Fraksi PPP Minta Gaji Anggota DPR Dipotong untuk Anggaran Penanganan Corona
Soal besaran gaji yang dipotong, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan DPR.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di DPR RI mengusulkan pemotongan gaji untuk disumbangkan buat penanganan virus corona (COVID-19) di Indonesia.
"Fraksi PPP DPR mengusulkan kepada pimpinan DPR untuk melakukan kebijakan pemotongan gaji anggota DPR bulan April 2020 yang nanti disumbangkan untuk penangangan covid-19," ujar Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi (Awiek) kepada Tribunnews.com, Selasa (24/3/2020).
Soal besaran gaji yang dipotong, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan DPR.
Dia menilai, penyebaran virus corona saat ini melebihi perkiraan dan semakin memprihatinkan.
Untuk itu segenap elemen bangsa harus bersama-sama bergandengan tangan memerangi virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
Baca: Hati-hati, Klorokuin Itu Obat Penyembuhan, Bukan untuk Pencegahan Corona
Fraksi PPP mendesak pemerintah mengadakan dan mendistribusikan APD, Alkes, obat-obatan dan penunjang lainnya untuk pemberantsan Covid-19 secara proporsional dan menjangkau daerah-daerah terpapar.
Baca: UPDATE Kasus Corona di Indonesia: Naik Jadi 579 Kasus, 49 Meninggal, 30 Sembuh
Partainya menginstruksikan seluruh kader yang duduk d legislatif mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk membantu dalam penanganan Covid-19 dalam bentuk pembagian masker, hand sanitizer, penyemprotan disinfektan kepada masyarakat, maupun melalui takmir masjid, musholla maupun pondok pesantren.
Baca: Cerita Lengkap Acara Ngunduh Mantu Buyar Dibubarkan Polisi di Banyumas karena Corona
PPP juga mengimbau kepada seluruh kader PPP untuk taat terhadap himbauan pemerintah, yakni melakukan social distancing (jaga jarak) dengan bekerja dan beraktivitas di rumah kecuali urusan yg sangat penting.
"Karena ini selain untuk diri sendiri dam keluarga juga berguna untuk orang lain dalam mengurangi laju penyebaran covid-19." jelasnya.
Demokrat Menolak Rapid Test DPR
Senada dengan sikap Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) di DPR, Fraksi Partai Demokrat juga menolak rencana rapid test covid-19 atau corona bagi anggota DPR dan keluarganya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengatakan, seharusnya anggota DPR memiliki rasa empati terhadap masyarakat yang terinfeksi virus corona dan dalam perawatan.
Apalagi, kata Ibas, masyarakat di berbagai daerah saat ini masih kesulitan untuk mengikuti pemeriksaan tes virus corona.
“Dahulukan rakyat, karena mereka yang benar membutuhkan,” kata Ibas dalam keterangan persnya, Senin (23/3/2020) malam.
Ia menyebut, penolakan tersebut juga hasil pertimbangan rasa kemanusiaan, di saat banyak gugurnya tenaga medis yang merawat para pasien COVID-19.
“Intinya negara harus perhatikan keadilan untuk semua warga termasuk akses mendapatkan kepastian, perlindungan dan distribusi alat-alat kesehatan,” ucapnya.
Baca: Bill Gates: Virus Corona Patogen yang Muncul Sekali dalam Satu Abad
Meski menolak, Ibas mengapresiasi, protokol corona yang dilakukan Setjen DPR selama ini. Namun, rencana pemeriksaan anggota dewan saat ini tidak tepat.
"Terpenting selamatkan rakyat. Itu perjuangan Demokrat,” ujar Ibas.
Baca: Rupiah Makin Ambles di Pasar Valas, Ketua MPR: Jangan Pesimis, Negara Lain Juga Mengalami
Diketahui, seluruh anggota DPR dan keluarganya akan menjalani rapid test virus corona atau covid-19, pada akhir pekan ini.
"Alatnya kemungkinan datang pada besok, sehingga diperkirakan rapid test anggota DPR akan dilakukan sekitar hari Kamis atau mulai Jumat ini," ujar Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar kepada wartawan, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Menurutnya, tes corona akan dilakukan di aula sekitar rumah dinas anggota DPR yang berada di Kalibata dan Ulujami, Jakarta.
Indra menyebut, tes corona bukan hanya anggota DPR sebanyak 575 orang saja, tetapi termasuk keluarga maupun pekerja yang tugas di rumah dinas anggota dewan.
"Anggota dewan 575, kalau di kali empat (bersama keluarganya), sudah di atas dua ribuan orang dengan pembantu dan sopirnya," tuturnya.
Korban Terus Bertambah
Sejauh ini jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 65 orang, Senin (23/3/2020), sehingga total kasus menjadi 579 orang positif Covid-19 di Indonesia.
"Ada penambahan kasus sebanyak 65. Jadi Totalnya menjadi 579 orang," ujar Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto.
Ia juga menyebut ada tambahan satu kasus pasien meninggal akibat virus corona pada Senin (23/3/2020).
Dengan begitu kini terdapat 49 orang meninggal akibat infeksi virus corona.
"Ada satu tambahan lagi kasus yang meninggal. Dari data yang kami rilis kemarin 48, sehingga total kasus meninggal adalah 49," ujar Yurianto.
Kemudian terdapat satu pasien yang dinyatakan sembuh dan diijinkan pulang.
"Ada penambahan kasus yang sudah dua kali follow up negatif dan kita nyatakan sembuh sebanyak 1 orang," ucapnya.
"Sehingga total kasus sembuh adalah 30 orang," jelasnya.
Pada Minggu (22/3/2020), korban yang terinfeksi virus corona bertambah 64 orang. Sehingga total kasus menjadi 514 orang positif COVID-19 di Indonesia.
Hal itu disampaikan Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Minggu (22/3/2020).
"Ada penambahan kasus baru yang kita catat sampai dengan hari ini pukul 12.00. Ada penambahan kasus positif 64 orang," ujar Yurianto.
"Sehingga totalnya 514 kasus," jelasnya. Kemudian ada tambahan sembilan orang sembuh.
"Ada juga penambahan kasus yang sudah sembuhdan dibolehkan pulang sebanyak sembilan orang. Sehingga totalnya 29 orang," jelasnya.
Sementara kasus yang meninggal bertambah 10 orang. Dengan begitu sudah 48 orang meninggal akibat virus corona di Indonesia.