Virus Corona
Achmad Yurianto Minta Warga Segera Periksa jika Terdapat Gejala: Jangan Tebak-tebak Sendiri!
Achmad Yurianto meminta masyarkat yang memiliki gejala seperti influenza untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto meminta masyarkat yang memiliki gejala seperti influenza untuk segera memeriksakan diri.
Ia juga menegaskan agar masyarakat tidak menebak-nebak sendiri terkait penyakit yang dideritanya.
Hal ini Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang dilakukan di Gedung BNPB, pada Rabu (25/3/2020) pukul 15.30 WIB.
Sebelumnya ia menuturkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Satu di antaranya yakni masyarakat harus memiliki pemahaman betul terkait penyakit ini sehingga tidak menimbulkan kepanikan.
“Kami berharap masyarakat memahami betul Covid-19 sehingga tidak perlu ada kepanikan,” ujarnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Rabu (25/3/2020).

Ia menegaskan jika terjadi gejala sebaiknya langsung dikonsultasikan kepada petugas kesehatan.
“Manakala mengalami gejala yang mirip dengan kesehatan mereka harus segera mengakses fasilitas kesehatan dan konsultasi dengan petugas kesehatan,” kata Yuri.
“Nanti tenaga kesehatan yang akan mampu memeriksa secara lebih detail, bahkan kemudian menentukan pemeriksaan lanjut yang perlu dilakukan,” imbunya.
“Bisa saja ini disebabkan oleh COVID-19, tapi bisa juga bukan COVID-19,” tegasnya.
Sehingga Yuri mengimbau masyarakat untuk tidak menebak sendiri terkait kondisi kesehatan mereka masing-masing.
“Oleh karena itu tidak perlu menebak-nebak sendiri bahwa dirinya terkena Covid-19, maka dari itu berkonsultasilah,” tegas Yuri.
Baca: Pemerintah Minta Masyarakat Tiru Vietnam Dalam Memutus Sebaran Virus Corona: Jaga Jarak Fisik
Karena kata Yuri dengan cara demikian maka masyarkat akan mendapatkan informasi dan dapat benar dan tepat tanpa adanya kepanikan.
Tak hanya itu, masyarakat juga dapat mengambil langkah yang tepat dan benar pula tanpa adanya kepanikan.
“Berikutnya apabila kita sudah mampu melaksanakan ini, maka ada upaya yang disebut dengan karantina diri,” ungkapnya.
“Manakala kita mengalami keluhan gejala seperti influenza, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah yakinlah kita tidak akan menyebarkan penyakit ini ke orang lain,” jelasnya.
Hal ini penting dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
Baca: Pegawai Bank Mandiri Meninggal karena Virus Corona, Dirut: Kita Dihadapkan dengan Periode Menantang
Selama melakukan karantina diri Yuri juga meminta agar menggunakan masker, menjaga jarak fisik dengan keluarga, serta selalu menjaga kebersihan.
“Kita tahu Covid-19 apabila menyerang kelompok muda yang kondisi fisik dan status imunologinya bagus maka mungkin hanya akan memberikan gejala yang kecil, ringan bahkan mungkin tidak ada gejala apapun,” kata Yuri.
“Ingat dia membawa virus apabila tidak melakukan isolasi diri dengan baik, maka saudara atau orang tua kita yang memiliki daya tahan tubuh lemah maupun yang memiliki penyakit kronis sangat rentan untuk tertular, jelasnya.
Cuci Tangan dengan Sabun Lebih Efektif dari Hand Sanitizer
Dalam konferensi tersebut Achmad Yurianto terus menyerukan gerakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Satu di antara gerakan pencegahan corona yakni rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Yuri menegaskan sabun lebih efektif untuk membersihkan tangan dari bakteri dan virus disbanding dengan menggunakan hand sanitizer.
“Paling penting (untuk mencegah penularan Covid-19) adalah dengan mencuci tangan,” kata Yuri.
“Cuci tangan pakai sabun, tidak harus hand sanitizer,” ungkapnya.
“Jauh lebih efektif menggunakan sabun dibanding dengan menggunakan hand sanitizer,” imbuhnya.
Baca: Batuk Sampai Sesak Napas, Kenali Gejala & Ciri Corona, Lengkap Cara Cegah
Karena kata Yuri mencuci dengan sabun dapat membersihkan seluruh bagian di tangan kita termasuk celah-selah kuku.
“Mencuci tangan dengan sabun akan menggunakan air yang mengalir, dan bisa membasuh seluruh celah-celah kuku dan sebagainya dengan baik,” ujarnya.
“Sementara, hand sanitizer yang mungkin hanya telapaknya saja yang bisa dibersihkan punggung tangan dan sela-sela lebih sering tidak,” jelasnya.
Update Covid-19 di Indonesia Rabu (25/3/2020)
Achmad Yurianto kembali merilis data terbaru terkait kasus Covid-19 di Indonesia per Rabu (25/3/2020).
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNPB, Yuri mengungkapkan terjadi penambahan jumlah pasien positif yang berhasil sembuh di Indonesia.
Ia menyatakan satu pasien telah dinyatakan negatif setelah melalui dua kali tes dan dinyatakan sembuh.
“Pasien yang berhasil sembuh ada 1 orang,” kata Yuri yang dikutip dari siaran langsung di YouTube BNPB Indonesia.
Sehingga, kata Yuri pasien sembuh di Indonesia total berjumlah 31 orang.
Sementara itu untuk warga yang terinfeksi virus ini juga terus bertambah.
Yurianto menyebut pihaknya menemukan kasus baru pasien positif virus corona sebanyak 105 orang.
Dengan demikian, data hingga Rabu (25/3/2020) pukul 12:00 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 790 orang.
“Ada penambahan konfirmasi positif yang kami dapatkan dari pemeriksaan PCR bukan rapid test yakni 105 kasus,” ujarnya.
Baca: Update Rabu 25 Maret, 9 Orang Meninggal Akibat Corona di Depok
“Ada koreksi dengan jumlah total pasien positif yang kemarin sebanyak 686 menjadi 685,” jelas Yuri.
”Karena ternyata ada satu pasien yang tercatat di dua rumah sakit dengan nama yang hampir mirip,” imbuhnya.
“Sudah kami konfirmasi ke darah bahwa realnya adalah 685 ditambah sekarang 105 sehingga kasus kita sebanyak 790 kasus,” ungkapnya.
Dalam konferensi persnya ini, Yuri juga mengungkapkan terkait pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Hingga Rabu ini, kata Yuri, terdapat tambahan 3 orang yang meninggal dunia karena terinfeksi virus yang mewabah pertama di Wuhan, China ini.
“Sementara angka kematian setelah kita verifikasi ulang ada yang double dan sudah kami perbaiki sehingga datanya adalah 55 pada kemarin dan hari ini ada penambahan 3 orang,” kata Yuri.
“Sehingga total pasien yang meninggal dunia ada 58 orang,” imbuhnya.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)