Istana Sayangkan Kekerasan di Papua di Tengah Pandemi Corona
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyayangkan kekerasan yang terjadi di Papua dalam beberapa akhir ini.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyayangkan kekerasan yang terjadi di Papua dalam beberapa akhir ini.
Menurutnya, perintah terus melakukan berbagai upaya penegakan hukum dan investigasi atas tiga peristiwa kekerasan di Papua tersebut.
“Sangat disayangkan, di tengah penanganan wabah COVID-19, terjadi insiden hingga menimbulkan korban rakyat sipil, ” kata Moeldoko melalui siaran persnya, Jumat (17/4/2020).
Baca: 5 Keberkahan Bulan Suci yang Perlu Anda Ketahui Jelang Puasa Ramadan 2020
Baca: 30 Ucapan Selamat Ramadan 2020 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Moeldoko meminta semua pihak di Papua menahan diri dengan tidak melakukan hal-hal yang memperkeruh suasana.
Baca: Ganjar Ungkap Pasien yang Tak Jujur Jadi Dugaan Penyebab 46 Tenaga Medis RS Kariadi Positif Covid-19
Semua pihak diharapkan lebih memfokuskan pada kerja-kerja menjaga perdamaian, pembangunan kesejahteraan, dan mengatasi penyebaran COVID-19 di Papua. Pemerintah Pusat melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyebaran COVID-19 di Papua.
Pemerintah tidak mengharapkan terjadinya peristiwa kekerasan di Papua.
Penugasan TNI dan Polri di Papua dalam rangka mengawal kedaulatan negara, khususnya mencermati aktifnya kembali Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Selain itu aparat bertugas memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat dari berbagai gangguan.
"Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi ini," tuturnya.
Seperti diketahui, telah terjadi tiga insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Peristiwa pertama, terjadinya penembakan tiga karyawan PT Freeport Indonesia oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Senin 30 Maret, pukul 13.50 WIT. Korban tewas yaitu Graeme Weal (57), laki-laki, warga negara Selandia Baru.
Sementara korban luka yakni Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (52).
Peristiwa kedua, jatuhnya korban tiga anggota Polri meninggal akibat salah paham dengan anggota TNI di Kabupaten Mamberamo Raya, Minggu 12 April.
Sebanyak tiga anggota polri meninggal dunia dan dua mengalami luka tembak. Korban meninggal yaitu Briptu Marcelino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga, dan Briptu Alexander Ndun.
Ketiganya anggota Polres Mamberamo Raya. Sedangkan, yang mengalami luka-lka yaitu Bripka Alva Titaley anggota Reskrim Polsek Mamteng, dan Brigpol Robert Marien anggota SPKT.