Virus Corona
Penjelasan Pangkogabwilhan I soal Pengiriman Psikolog Militer ke RS Wisma Atlet Kemayoran
Yudo mengatakan, tim yang dikirim akan bergabung dengan Satgas TNI Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad)
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga psikolog militer dari Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) diketahui dikirim menuju RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
Terkait hal itu, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan pengiriman psikolog militer merupakan standar yang memang harus dilakukan pihaknya.
Baca: Kepala Daerah Maju Pilkada Diminta Jangan Manfaatkan Kesempatan dalam Kesempitan saat Beri Bansos
"Itu sudah standar, sama seperti di (Pulau) Natuna dan (Pulau) Sebaru," ujar Yudo, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (21/4/2020).
Yudo mengatakan, tim yang dikirim akan bergabung dengan Satgas TNI Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad).
Menurutnya, psikolog militer yang bergabung tak menjadi masalah lantaran Satgas TNI Kogasgabpad merupakan gabungan dari sejumlah unsur.
Termasuk militer di dalamnya.
"Tim itu untuk menangani pasien yang mengalami gangguan psikologis dan konseling pasien yang obsevasi dalam waktu lama. Dan mereka tergabung dalam Satgaskes. Kalau sipil atau militer itu nggak masalah, karena Satgaskes itu memang gabungan TNI, Polri, Kemenkes dan sukarelawan," jelas Yudo.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) mengirimkan tiga psikolog militernya untuk bergabung dengan Satgas TNI Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid 19, Wisma Atlet Kemayoran.
Tim yang dipimpin oleh Kapten Didon Permadi tersebut akan bertugas di sana selama satu bulan untuk memulihkan kondisi mental pasien penderita Covid 19 sesuai surat perintah Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Sprin/1254/IV/2020 tanggal 17 April 2020.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim Psiad akan bergabung dengan Tim Psikologi TNI AL dan Tim Psikologi TNI AU serta relawan dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).
Acara pemberangkatan Tim Dispsiad dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispsiad) Brigjen TNI Dr Eri Radityawara Hidayat.
Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan resmi Dinas Penerangan Angkatan Darat pada Senin (20/4/2020).
"Kegiatan yang akan dilakukan oleh tim psikologi adalah untuk menjaga kesehatan mental para pasien yang terpapar oleh Covid-19. Seperti kita ketahui bersama, pada saat ini belum ada vaksin untuk menanggulangi Covid-19, sehingga para penderita Covid-19 harus dapat melawan virus ini melalui imunitas tubuhnya sendiri," kata Eri.
Eri mengatakan satu di antara sejumlah faktor yang dapat mengurangi imunitas tubuh adalah kondisi stres dan rasa takut yang dihadapi oleh para pasien Covid-19 sehingga mereka bisa merasa bosan saat diisolasi, tidak bisa tidur dan mengalami depresi.
"Untuk itu, para personel Tim Psikologi akan mendukung tugas Satgas Kesehatan dalam memulihkan kondisi psikologis pasien Covid-19 di Wisma Atlet sehingga mereka dapat sehat kembali baik secara fisik maupun psikis dan memiliki imunitas tubuh yang dibutuhkan untuk melawan Covid-19," kata Eri.
Untuk diketahui, sesuai hasil koordinasi Eri dengan Ketua Himpsi Dr Seger Handoyo, maka pada hari Rabu tanggal 22 April 2020 akan dilaksanakan pembekalan layanan telekonseling serta panduan layanan psikologi dalam masa tanggap darurat Covid-19.
Hal itu dilakukan dalam rangka melakukan standardisasi pelayanan psikologi untuk Covid-19 bagi para psikolog TNI.
Baca: Dokter Erlina Burhan, Sosok Kartini Pejuang Kesehatan di Tengah Pandemi Virus Corona
Ia mengatakan telekonseling akan diselenggarakan oleh Satgas Layanan Psikologi Covid-19 Pengurus Pusat Himpsi dan Himpsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan Dinas Psikologi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Kami sebelumnya telah bekerja sama dengan Himpsi Jawa Barat dan para personel Dispsiad telah memberikan layanan telekonseling bagi masyarakat di Jawa Barat," Eri.