Virus Corona
Suka Duka Pasien Corona Dirawat di RSD Wisma Atlet, Ada yang Ingin Kabur, Ada yang Betah
TK, seorang pasien berusia 50 tahun yang dua kali rapid test negatif tapi hasil tes swab-nya positif, mengingatkan kepada semua rekannya di Wisma Atle
Editor:
Hasanudin Aco
"Berzikir dan baca Quran, itu resep untuk membunuh kebosanan," kata pasien Ad.
Seorang pasien wanita, Wi, berseloroh, "Untuk mengusir kebosanan, tatap wajah saya
saja.”
Pasien lain mengaku membaca buku digital genre novel. Ia mendapat kiriman
buku digital tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer.
Untuk memperkuat kekebalan tubuh, seorang pasien di lantai 7 mengingatkan agar
jangan kebanyakan membaca berita.
Alasannya, berita terkait pandemi virus corona, baik di tanah air maupun di luar negeri, membuat miris, terutama ketika jumlah kematian yang ditonjolkan.
Biasanya yang dibagikan di grup, berita baik yang menggembirakan, seperti video
Denny JA dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI). Video itu merilis hasil survey lembaga
di dunia yang kredibel dan menyimpulkan pandemi virus corona di Indonesia akan
berakhir awal Juni, sedang di dunia pada Juli-September.
Sudah rutin, setiap pagi dan sore menjelang magrib seorang warga India melakukan
joging dari ujung koridor ke ujung koridor sambil membawa tasbih. Ia selalu mengangkat tasbihnya ketika berpapasan dengan pasien lain, seperti memberi isyarat untuk selalu mengingat Tuhan.
Di lantai 25 ada ruangan yang cukup luas dan biasa digunakan untuk arena senam
dipimpin oleh seorang relawan. Para pasien biasanyanaik ke puncak Wisma Atlet,
lantai 32, untuk memandang hamparan rumah bersesakan di kawasan Kemayoran dan Danau Sunter.
Penulis: Cecep Burdansyah