Virus Corona
Indonesia Dinilai Punya Modal Sosial yang Besar Hadapi Virus Corona
"Covid-19 tidak mengenal negara, suku, agama, kaya, miskin semua berpotensi terkena Covid-19," ucapnya
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai Indonesia memiliki modal sosial yang sangat besar untuk melawan pandemi virus corona atau Covid-19.
Menurutnya, wabah itu harus dilawan melalui sisi kemanusiaan.
Baca: Pesawat Airbus A320 Milik Pakistan Airlines Berpenumpang 107 Orang Jatuh
"Masalah Covid-19 ini bukan hanya masalah Indonesia, tetapi juga dunia. Semua sepakat yang harus kita ke depankan dalam konteks penangganan Covid-19 adalah pendekatan kemanusiaan," kata Ace kepada wartawan, Jumat (22/5/2020).
"Covid-19 tidak mengenal negara, suku, agama, kaya, miskin semua berpotensi terkena Covid-19," ucapnya.
Politikus Partai Golkar itu juga menilai masyarakat global juga berpandangan sama tentang tingginya modal sosial yang dimiliki Indonesia.
Hal itu adalah bekal utama yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Dengan modal sosial yang dimiliki Indonesia, Ace optimistus Indonesia dapat segera melewati badai Covid-19.
"Beberapa hari lalu saya membaca koran. Ada satu hal yang menggembirakan sesungguhnya. Ternyata Indonesia memiliki modal sosial yang cukup tinggi. Menurut Legatum Prosperity Index, pada tahun 2019 lalu, modal sosial Indonesia berada pada urutan kelima setelah negara-negara Skandinavia yang dikenal memiliki tingkat welfare state (kesejahteraan negara), Norwegia, Denmark, Eslandia dan Finlandia," ujarnya.
Baca: Ace Hasan Harap Tak Ada Mahasiswa yang Drop Out Gara-gara Covid-19
Adapun modal sosial yang dimaksud adalah menggunakan beberapa tolok ukur seperti sikap saling mempercayai, saling menghormati, saling tolong menolong, solidaritas sosial, dan gotong royong.
Hal serupa terjadi di tahun 2018 lalu, Indonesia pun didaulat menjadi negara paling dermawan oleh Charities Aid Foundation melalui World Giving Index dalam hal pertolongan kepada warga asing, donasi uang dan kesediaan menjadi sukarelawan.