Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Minta Sosialisasi New Normal Dilakukan Masif, Jokowi Coba Terapkan di Daerah dengan R0 di Bawah 1

Jokowi meminta para menteri kabinet Indonesia maju untuk melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat terkait protokol tatanan new normal.

Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
TRIBUN/REPUBLIKA/Edwin Dwi Putranto/Pool
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers seusai meninjau salah satu pusat perbelanjaan, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Presiden Jokowi meninjau persiapan prosedur pengoperasian mal yang berada di wilayah zona hijau wabah COVID-19. TRIBUNNEWS/REPUBLIKA/Edwin Dwi Putranto/Pool 

Sementara, daerah yang masih memiliki angka penyebaran Covid-19 tinggi, ia meminta jajaran terkait untuk memberi perhatian khusus dan melakukan pengujian sampel.

Selain itu, juga pelacakan yang agresif yang diikuti isolasi yang ketat untuk menekan kurva penularan Covid-19.

“Saya kemarin sudah perintahkan kepada Gugus Tugas, Panglima TNI, dan Kapolri untuk di Jawa Timur misalnya, agar ditambah bantuan aparat di sana agar bisa menekan kurvanya sehingga tidak naik lagi."

"Memasifkan pengujian sampel, pelacakan yang agresif terhadap yang PDP maupun ODP, dan melakukan isolasi yang ketat."

"Ini kita lakukan pada provinsi-provinsi yang kurvanya masih naik,” terang Jokowi.

Membiasakan Hidup New Normal

Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan, keluarga memiliki peran penting dalam membiasakan cara hidup new normal.

Menurutnya, membiasakan pola hidup baru itu tidak mudah, perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga.

“Kami ingatkan peran seluruh kepala keluarga untuk mengajarkan perubahan ini kepada seluruh anggota keluarganya."

"Bukan permasalahan sederhana namun dibutuhkan kesabaran dalam menghadapinya, cara ini akan menghentikan sebaran Covid-19,” ujarnya, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Selasa (26/5/2020).

Achmad Yurianto
Achmad Yurianto (DOK. BNPB)

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan masalah yang sangat kompleks, akan melibatkan banyak hal dan menghabiskan banyak sumber daya.

“Mari kita mencegah, apapun yang terjadi kita harus mencegahnya. Bukan berarti tidak melakukan apapun, tidak ada ruang untuk kita jadi ketakutan, tidak ada ruang juga untuk gegabah menghadapi Covid-19," terangnya.

Baca: Indikator Daerah Disebut Siap Terapkan New Normal, Gugus Tugas Covid-19: Turunnya Kasus Positif

Baca: Kemendikbud: Kurikulum Pendidikan Vokasi Harus Beradaptasi dengan New Normal

Baca: Komisi X DPR Minta Pemerintah Cermat Buka Sekolah saat New Normal, Ini Usulannya

“Kami minta kepada saudara-saudara mari putuskan permasalahan ini, kita jalani normal hidup yang baru."

"Kita harus rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, minimal 20 detik,” imbuh Achmad Yurianto.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan