Kemensos Antar Paket Sembako ke Rumah Lansia Sakit dan Orang Gangguan Jiwa
Hartono melakukan rangkaian kunjungan ke Jawa Tengah dan DIY, untuk memastikan penyaluran bansos tunai (BST) bagi warga terdampak Covid-19
Secara umum, kata Sekjen, penyaluran BST berjalan lancar.
Hartono mengatakan, hal ini tidak lepas dari kerja sama yang baik, antara pemerintah pusat, pemda, bank-bank Himbara, PT. Pos dan pihak terkait.
Sebagai bagian kebijakan social safety net dalam menanggulangi dampak Covid-19, Kemensos meluncurkan bansos non reguler.
Bansos non reguler yakni bansos sembako bantuan Presiden dan bansos tunai (BST), yang kini sedang berjalan.
Selain itu, Kemensos juga sudah memperluas jangkauan dan meningkatkan indeks bansos reguler yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (BPNT).
“PKH diperluas kepesertaannya dari 9,2 juta KPM menjadi 10 juta KPM. Kemudian Program Sembako/BPNT diperluas jangkauannya dari 15,2 juta menjadi 20 juta KPM. Indeks bantuan Program Sembako/BPNT juga ditingkatkan dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu/bulan/KPM yang pencairannya dipercepat dari tiga bulan sekali, menjadi perbulan,” kata Sekjen.
Kemudian untuk bansos sembako bantuan Presiden menjangkau 1,9 juta kepala keluarga (KK).
Dimana untuk DKI Jakarta menjangkau 1,3 juta KK, dan Bodetabek (daerah yang berbatasan langsung dengan Jakarta) menjangkau 600.000 KK.
Baca: 4 Tips Mudah Agar Koneksi Internet Lebih Cepat dan Tidak Lemot, Gunakan Mode Lite hingga VPN
Adapun BST menjangkau 9 juta KK di luar Jabodetabek.
Penerima BST adalah masyarakat terdampak yang belum menerima bansos reguler, yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako.
BST disalurkan secara simultan yakni berbarengan antara salur dengan pemutakhiran data.
Kementerian Sosial terus mengakselerasi penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19. Untuk memastikan